Vaksin COVID-19 pada Anak-anak Tidak Tingkatkan Risiko Infertilitas

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 04 November 2021
Vaksin COVID-19 pada Anak-anak Tidak Tingkatkan Risiko Infertilitas

Orangtua khawatir bahwa vaksin dapat berdampak negatif pada kesuburan anak-anak di kemudian hari. (Foto: stanfordchildrens.org)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INI adalah salah satu kekhawatiran utama orangtua tentang anak-anak yang divaksinasi COVID-19: akankah vaksin itu, entah bagaimana, mengganggu kesuburan anak di masa depan?

Sebuah survei yang dirilis oleh Kaiser Family Foundation minggu lalu menemukan bahwa 66 persen orangtua dari anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun khawatir bahwa vaksin dapat berdampak negatif pada kesuburan anak-anak di kemudian hari.

Hal itu membuat dokter dan pejabat kesehatan masyarakat bersatu dalam meyakinkan orangtua bahwa ini bukan masalah.

Baca juga:

Bunda, Ini Cara Bantu Anak Hadapi Rasa Tidak Percaya Diri

Klaim tidak berdasar yang menghubungkan vaksin COVID-19 dengan infertilitas telah dibantah secara ilmiah. (Foto: 123RF/natalimis)
Klaim tidak berdasar yang menghubungkan vaksin COVID-19 dengan infertilitas telah dibantah secara ilmiah. (Foto: 123RF/natalimis)

"Klaim tidak berdasar yang menghubungkan vaksin COVID-19 dengan infertilitas telah dibantah secara ilmiah," kata American Academy of Pediatrics, yang mewakili dokter yang berspesialisasi dalam merawat anak-anak, dalam sebuah pernyataan di situsnya.

“Tidak ada bukti bahwa vaksin dapat menyebabkan hilangnya kesuburan. Sementara kesuburan tidak dipelajari secara khusus dalam uji klinis vaksin, tidak ada kehilangan kesuburan yang dilaporkan di antara peserta uji coba atau di antara jutaan orang yang telah menerima vaksin sejak otorisasi, dan tidak ada tanda-tanda infertilitas yang muncul dalam penelitian pada hewan," tambahnya.

"Demikian pula, tidak ada bukti bahwa vaksin COVID-19 memengaruhi pubertas," mereka menjelaskan seperti diberitakan CNN.

American College of Obstetricians and Gynecologists, yang mewakili para dokter yang merawat ibu hamil, melahirkan bayi, mengobati infertilitas, dan membantu perempuan mempersiapkan kehamilan, juga mendorong perempuan untuk divaksinasi terhadap COVID-19. "Organisasi medis terkemuka telah berulang kali menegaskan bahwa vaksin COVID-19 tidak berdampak pada kesuburan," katanya.

Baca juga:

Ini Manfaat Selai Kacang Bagi Kesehatan Menurut Studi Baru

Tidak ada pula bukti bahwa vaksin COVID-19 memengaruhi pubertas. (123RF/jackf)
Tidak ada pula bukti bahwa vaksin COVID-19 memengaruhi pubertas. (Foto: 123RF/jackf)

Hal yang sama berlaku untuk kesuburan pria, kata Centers for Disease Control and Prevention AS.

Distribusi vaksin diharapkan dapat dimulai untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun paling cepat pekan ini. Food and Drug Administration AS mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer pada kelompok usia yang lebih muda ini pada Jumat (29/10).

Dr. Paul Offit, salah satu penasihat vaksin FDA, seorang dokter anak dan kepala Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, menjelaskan mangapa itu hanya mitos, "Kalau mempengaruhi kesuburan, kalau infeksi alami mempengaruhi kesuburan, maka angka kelahiran seharusnya turun, tapi bukan itu yang terjadi. Angka kelahiran sebenarnya naik sedikit. Jadi, itulah dua bukti yang membantah vaksin ini atau infeksi alami dalam arti apapun mempengaruhi kesuburan."

Ada juga ketakutan tentang human papillomavirus atau vaksin HPV dan risiko infertilitas di AS -- ketakutan yang dipicu oleh rumor bahwa vaksin itu entah bagaimana menyebabkan kondisi yang disebut insufisiensi ovarium primer. Beberapa penelitian besar telah menunjukkan ini tidak benar. (aru)

Baca juga:

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Melahirkan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan