Ungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei, Mantan Kabais TNI Sarankan Polisi Periksa Prabowo


Mantan Kabais TNI Laksda (Purn) TNI Soleman B Ponto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Pemerintah melalui Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan pihaknya sudah mengantongi dalang kerusuhan 22 Mei, namun sampai saat ini aktor intelektual amuk massa tersebut masih menjadi teka-teki.
Demi membongkar aktor utama dibalik kerusuhan massa pada 21-22 Mei lalu, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto menyatakan, untuk menemukan dalang utamanya, polisi bisa menganalisisnya melalui fakta-fakta hukum (pro justitia).
Selain itu, pihak penegak hukum dapat memeriksa sejumlah indikasi tentang siapa yang harus bertanggung jawab dalam kerusuhan 22 Mei. Indikasi tersebut bisa dilihat lewat seruan-seruan dari sejumlah tokoh seperti Prabowo Subianto dan Amien Rais.

“Indikasi kan jelas, bahwa dari awal sudah ada seruan mari kita langgar aturan. (Seruan) dari Pak Prabowo ada, dari Pak Amin Rais ada. Ini kan sangat mungkin diikuti oleh yang bawah, ‘ayo kita langgar aja ramai-ramai,” kata Soleman kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/5).
Seruan itu, lanjut Soleman, bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis. Pertama adalah klaim kemenangan oleh Prabowo-Sandi. Kedua, sikap tidak mau menempuh jalur Mahkamah Konstitusi (MK). Ketiga, seruan rencana demonstrasi di jalan.
“Seruan-seruan seperti ini ke bawah akan diterjemahkan macam-macam, salah satunya seperi itu (kerusuhan). Pada dasarnya, di atas ini tidak menghendak untuk mengkuti peraruran-peraturan yang ada,” tegasnya.
Berdasarkan seruan rakyat akan melawan dan people power dari Amien Rais dampaknya langsung diterjemahkan sebagai pelanggaran hukum oleh para pendukungnya di arus bawah.
“Yang di bawah kan langsung melakukan pelanggaraan hukum, bakar sana-bakar ini,” jelasnya.

Namun demikian, lanjut Soleman, masih harus dibutikan apakah seruan-seruan dari Prabowo, Amien Rais dan tokoh-tokoh lainnya terkait langsung dengan kerusuhan yang terjadi di lapangan.
“Apakah seruan ini betul-betul ada hubungan langsung dengan yang di bawah ini? Ini yang harus dibuktikan,” ujar Soleman.
Menurut Soleman, kerusuhan 21-22 Mei 2019 tidak muncul begitu saja. Ia menyebut awal dari rangkaian kerusuhan sudah bisa terlihat dari pasca-pencoblosan pada 17 April 2019.
“Dia pasti berawal dari 17 April, setelah ada quick count, dari situ kan pemanasan sudah mulai, (ada seruan) ’mari kita langgar aturan’. Muncul Pak Amien Rais ‘mari kita muncul ke jalan’,” ungkapnya.
Mendengar seruan tersebut, kata Soleman, mereka yang berniat membonceng demonstrasi untuk menciptakan kerusuhan sudah berhitung apa yang bisa dapatkan dari massa aksi tersebut. Ormas penunggang amuk massa tersebut antara lain HTI dan GARIS.

“Apakah pembonceng-pemboceng ini nanti akan punya acara sendiri atau dia yang akan diacarakan, itu kan pembuktian (di kepolisian) nanti,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Soleman, kepolisian sudah mengantongi bukti-bukti di lapangan, seperti siapa yang membayar massa, dari mana massa didatangkan, sumber dan jenis senjata yang diselundupkan, dan sebagainya.
“Tinggal (penyidikan) polisi naik ke atas dengan fakta-fakta yang sudah ditemukan,” tambahnya.
Lebih lanjut, menurut Soleman, dalang kerusuhan harus ditemukan lewat penyidikan dari bawah.
“Kalau indikasi tidak bisa, nanti salah. Kita tidak bisa memutuskan bahwa dalangnya ini dari indikasi tidak bisa,” ujarnya.
BACA JUGA: Sandiaga: Terima kasih Wartawan, Perjuangan Kami Belum Selesai
Soal Ancaman Pembunuhan Empat Tokoh Nasional, Fadli Zon: Jangan Lebay
Dengan mengamati indikasi yang terjadi di lokasi kejadian selama kerusuhan berlangsung menurutnya dalang utama bisa ditemukan kepolisian.
“Indikasi-indikasi itu mempermudah aparat penegak hukum untuk membuat keputusan. Dalang itu akan terkuak setelah polisi mendapat fakta yang cukup, pengakuan-pengakuan dari orang, baru ketemu dalangnya," tutup Soleman B Ponto.(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, Komisi X DPR: Nasib Honorer juga Harus Diperhatikan

DPR Sebut Ibu Kota Politik di IKN tak Sesuai UU, Perlu Kejelasan Hukum

Prabowo Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Komisi I DPR: Kemerdekaan Palestina Harus Disuarakan

Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Bikin WA Grup Khusus, 17 Orang Ditangkap Termasuk Anak Bawah Umur Terkait Demo Rusuh Solo

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
