Tahi Lalat Berbulu Berpotensi Jadi Obat Kebotakan


Para peneliti mengamati molekul spesifik pada tahi lalat berbulu yang dapat mengatasi kebotakan. (freepik/freepik)
PARA peneliti mungkin telah menemukan obat kebotakan yang sulit dipahami di tempat yang tidak terduga: rambut-rambut yang tidak sedap dipandang yang terkadang tumbuh dari tahi lalat.
Para peneliti menemukan bahwa molekul spesifik pada tahi lalat berbulu itu menyebabkan folikel rambut yang biasanya tidak aktif dan kecil, dapat kembali mengaktifkan sel-sel induk mereka untuk pertumbuhan rambut panjang dan tebal yang kuat. Demikian dikatakan pemimpin peneliti Maksim Plikus, PhD.
Profesor perkembangan dan biologi sel di University of California Irvine, AS tersebut menjelaskan dalam sebuah pernyataan, temuan ini dapat mengarah pada perawatan baru untuk kondisi kerontokan rambut yang dikenal sebagai androgenetic alopecia.
Kondisi androgenetic alopecia ini menurut para peneliti dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan, tapi pada laki-laki dikenal sebagai 'male-pattern baldness'.
Baca juga:

Tim global yang dipimpin oleh para peneliti di universitas tersebut menganalisis sel induk folikel rambut dan menemukan bahwa molekul yang disebut osteopontin mendorong pertumbuhan rambut yang dipercepat.
Sel induk dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel, baik di dalam tubuh atau di laboratorium, dan sering dilibatkan dalam proses regeneratif atau perbaikan.
Studi terbaru ini, yang diterbitkan Rabu di jurnal Nature, dilakukan pada tikus. Sebuah perusahaan obat yang didirikan oleh Plikus mengatakan dalam rilis berita bahwa mereka telah menguji lebih lanjut teknik pertumbuhan rambut pada folikel rambut manusia.
"Para peneliti dapat mendorong pertumbuhan baru oleh folikel rambut manusia dalam model pra-klinis yang kuat," demikian pernyataan pihak perusahaan seperti diberitakan WebMD.
Baca juga:
Mikropigmentasi Kulit Kepala dapat Bantu Atasi Penipisan Rambut

Sementara itu, perusahaan lain, Amplifica, mengatakan dalam rilis bahwa mereka memiliki perjanjian lisensi eksklusif dengan universitas untuk 'penemuan' pertumbuhan rambut baru yang dijelaskan dalam temuan yang baru diterbitkan itu.
Pihak Amplifica mengatakan kondisi androgenetic alopecia mempengaruhi sekitar 50 juta laki-laki dan 30 juta perempuan di AS.
Sementara data yang dimiliki pusat medis nirlaba Cleveland Clinic menunjukkan rambut rontok akibat androgenetic alopecia terjadi pada dua dari setiap tiga laki-laki.
Kerontokan dan penipisan rambut bisa dimulai sejak remaja akhir, menurut pihak Cleveland Clinic. Kondisinya progresif dan dapat mengikuti pola tertentu, seperti garis rambut yang membentuk huruf “M” atau “U” di tengah proses menuju kebotakan total di bagian atas kepala, dengan sisa rambut tipis di sekitar sisi kepala. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
