Sempat Jadi Rival, Prabowo Berbesar Hati Jadi Menteri Jokowi


Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo berjalan memasuki kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.
MerahPutih.com - Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman menyebut, merapatnya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai menteri Joko Widodo demi kepentingan bangsa.
Habiburokhman mengklaim, Prabowo telah berbesar hati dengan menerima tawaran kursi menteri dari Jokowi.
Baca Juga:
Gerindra Gabung Jokowi, DPD: Enggak Apa-apa Demi Kepentingan Bangsa
Pekerjaan rumah selanjutnya adalah sinkronikasi visi-misi antara Jokowi dan Prabowo untuk menjalankan pemerintahan ke depan.
Habiburokhman meminta publik tak lagi mengkotak-kotakan visi-misi Prabowo dan visi misi Jokowi karena hal itu bisa dibicarakan lewat komunikasi.
"Konsep itu kan sinkronisasi. Jadi jangan kita kotak-kotakan dan kita pertentangkan," katanya kepada wartawan, Selasa (22/10).

Habiburokhman mengakui, setelah ada penjelasan dari partai, para relawan akhirnya bisa memahami keputusan Prabowo.
"Puluhan simpul relawan dari berbagai kota pada awalnya teman-teman memang kecewa, tetapi setelah dijelaskan, setelah komunikasi dengan saya, artinya mereka bisa memahami Pak Prabowo sebagai pemimpin kalau kita jadi menteri," kata Habiburokhman.
Habiburokhman menyamakan situasi yang dialami Prabowo dan Gerindra saat ini dengan situasi ketika Gerindra hendak mengusung Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2017.
Kala itu, Anies mendapat penolakan besar dari relawan Gerindra karena sepak terjangnya pada Pemilu 2014 yang kerap "menghajar" Prabowo.
"Bahkan (Anies Baswedan) salah satu orang yang paling menjengkelkan bagi para pendukung Pak Prabowo ketika di 2014," ujar Habiburokhman.
Baca Juga:
Intip Harta Bos Gerindra Edhy Prabowo Calon Menteri Baru Jokowi
Namun, atas pertimbangan Prabowo saat itu, Gerindra mantap mengusung Anies. Lewat Pilkada DKI 2017 pun Anies terpilih sebagai Gubernur DKI.
Habiburokhman menilai, wajar jika saat ini muncul kekecewaan dari para relawan.
Namun, di atas itu, ada tugas penting yang harus diemban Prabowo untuk mendukung pembangunan bangsa.
"Kita paham Pak Prabowo tidak akan mencelakakan negara ini, tidak akan mencelakakan pendukung 02 tidak akan mencelakakan Partai Gerindra. Apa pun keputusan yang diambil sudah dengan keputusan yang matang," kata Habiburokhman.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
Prabowo sebelumnya menjadi lawan tunggal Jokowi dalam Pemilu 2019. Selama lima tahun pemerintahan ke belakang, Prabowo bersama Gerindra juga memilih untuk menjadi oposisi pemerintah. (Knu)
Baca Juga:
Ada Parpol Koalisi Hengkang Karena Gerindra, PDIP: Itu Sehat
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu

Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
