PT KAI Gandeng JakPro Kelola Kawasan TOD Stasiun LRT
Rangkaian LRT Jabodebek yang ditargetkan akan beroperasi pada Agustus 2022 mendatang. ANTARA/HO-PT KAI.
MerahPutih.com - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) menandatangani nota kesepahaman bersama (MOU)
untuk merealisasikan kerjasama pembangunan dan pengelolaan Transit Oriented Development atau lebih dikenal dengan sebutan TOD di stasiun LRT Jabodebek
yang ada di Jakarta.
Pada tahap awal, KAI dan Jakpro akan memprioritaskan kerja sama terkait pengelolaan Kawasan TOD di 4 lokasi prioritas LRT Jabodebek yaitu Stasiun LRT Pancoran, Stasiun LRT Ciliwung, Stasiun LRT Kampung Rambutan, dan Stasiun LRT Ciracas.
Baca Juga:
Presidensi G20 Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional dan Global
Direktur Utama PT Jakpro Widi Amanasto mengatakan, kerja sama ini menjadi pemicu semangat insan Jakpro untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk pengembangan kota Jakarta serta penyediaan fasilitas yang lebih baik dan nyaman bagi
warga ibu kota.
"Harapannya sinergi ini dapat mengakselerasi kemajuan fasilitas dan kota dapat berkembang dari segala aspek." jelasnya.
Ruang lingkup dari MoU ini adalah melakukan kegiatan persiapan dan perencanaan dengan melakukan kajian-kajian secara komprehensif terkait rencana kerja sama
TOD.
Kerjasama ini di antaranya meliputi pemetaan potensi kawasan TOD yang akan dikerjasamakan, pemetaan potensi dan kelayakan bisnis di kawasan TOD hingga kajian finansial dan kelayakan bisnis TOD.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Usaha KAI, Jeffrie N Korompis menyampaikan, perlu adanya sinergi antar stakeholder dan seamless connectivity antarmoda untuk mengatasi kemacetan serta menghadirkan infrastruktur penunjang konektivitas transportasi yang baik.
Pengembangan kawasan terintegrasi diharapkan dapat menciptakan budaya baru, dimana stasiun tidak hanya menjadi tempat untuk naik turun penumpang, namun bisa menjadi simpul intermoda dan tempat multifungsi yang aman dan nyaman.
Lanjut dia, pengembangan ini juga akan membuat perjalanan menjadi lebih efisien melalui konektivitas yang baik antara transportasi umum dengan kawasan TOD.
Transit Oriented Development merupakan pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah dengan berjalan kaki ataupun bersepeda serta dekat dengan pelayanan angkutan umum untuk menjangkau ke seluruh kota.
Bangunan multi-fungsi dengan konsep hunian dan akses transportasi mudah semakin marak digarap oleh perusahaan. Pasalnya, pengembangan konsep ini dinilai dapat memaksimalkan penggunaan angkutan publik, sehingga meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dan pemborosan energi.
"Serta meningkatkan gaya hidup perkotaan atau lifestyle yang lebih sehat" pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi dan Presiden Islamic Development Bank Bahas Sejumlah Isu Strategis
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kereta Api Jadi Primadona Wisatawan Asing, ini 10 Stasiun Paling Favorit
Prabowo Mau Borong 30 Rangkaian KRL, Jumlah Penumpang Diprediksi Tembus 400 Juta Orang
Prabowo Tambah 30 Rangkaian KRL Baru, Momentum Penting KAI Tingkatkan Layanan
KAI Lakukan Penyesuaian Jadwal dan Pola Perjalanan 1 Desember 2025, Tiket belum Bisa Dipesan
DPR Apresiasi Komitmen Presiden Prabowo Perkuat Layanan Commuter Line Jabodetabek
Legislator Gerindra Tuntut KAI Tutup Perlintasan Sebidang yang tak Penuhi Standar
Respons Kecelakaan KA Bangunkarta, DPR Ingatkan KAI Target Zero Accident dari Prabowo
Prabowo Mau Tambah Rangkaian KRL, Waktu Tunggu Jadi Lebih Pendek di Jam Krusial
Keunggulan Stasiun Tanah Abang Baru Diklaim Lebih Efisien, Waktu Tunggu Kereta Maksimal 6 Menit Saja
Stasiun Tanah Abang Baru Berkapasitas 308 Ribu Penumpang, Presiden Prabowo Pastikan Frekuensi Perjalanan KRL Ditambah