Prabowo: Rakyat Tidak Suka Dengan Narasi Politik yang Saling Menghujat


Menteri Pertahanan disambut antusias oleh warga saat melaksanakan Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Stadion Mandalamukti, Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/6/2023). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Buzzer politik atau individu maupun kelompok yang menyebarluaskan narasi dengan motif tertentu kerap bermunculan menjelang atau setelah kontestasi politik.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan, rakyat Indonesia tidak suka dengan narasi politik yang saling menghujat dan saling menjatuhkan.
Baca Juga:
Pakar Politik Tafsirkan Beda Pola Dukungan Jokowi ke Ganjar dan Prabowo
Hal itu disampaikan Prabowo menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara MataNajwa mengenai masih adanya polarisasi sampai saat ini yang dilakukan buzzer politik, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Jumat (30/6).
Awalnya, Najwa bertanya kenapa masih ada narasi negatif berbentuk polarisasi cebong atau kampret, kadrun, meskipun Prabowo telah masuk ke kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf Amin. Bahkan menjelang Pemilu 2024 narasi tersebu masih ramai.
"Bapak masuk kabinet, polarisasi masih ada pak Prabowo," kata Najwa.
“Saya merasa, sudah jarang dengar. Nggak tahu, ya. Dari siapa itu?" ucap Prabowo
"Buzzer politik," jawab Najwa.
Menteri Pertahanan yang merupakan bakal calon presiden dari Partai Gerindra sontak tertawa mendengar jawaban tersebut. Menurutnya, rekonsiliasi yang dia lakukan dengan lawan pilpres terdahulu bertujuan untuk bersatu membangun negeri.
Prabowo menegaskan, konstelasi politik di Indonesia harus berjalan bijaksana dan cerdas. Dia meminta agar berbagai pihak berhenti memunculkan narasi politik yang menghujat orang lain.
"Politik kita harus unik, harus khas. Politik kita harus bijaksana, politik yang cerdas, politik yang penuh kesadaran. Jangan politik yang ikut gaya orang lain, hujan menghujat, hardik menghardik, itu menurut saya tidak produktif," ujar Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus itu mengingatkan, rakyat tidak suka dengan narasi yang mengejek dan mengekang pilihan politik masing-masing individu.
"Rakyat tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan mengekang," tegas Prabowo.
Prabowo meyakini prinsip tidak pernah menganggap lawan politik sebagai musuh abadi tetapi hanya pesaing pada saat kontestasi berlangsung.
Dia menilai, latar belakang negara yang luas dengan beragam kebudayaan, membutuhkan pemimpin yang kompak dan mampu bekerja sama demi mencapai potensi yang diinginkan.
"Kita harus bersatu membangun negeri ini. Itu keyakinan saya," ungkapnya. (Pon)
Baca Juga:
Pasangan Prabowo-Erick Thohir Bisa Saling Mengisi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu

Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
