Popularitas Umbul Ponggok Berhasil Mensejahterakan Penduduk Setempat
Memiliki beragam jenis ikan lucu (Foto: youtube)
SEBUAH kolam semula tempat penduduk desa biasa mencuci cucian mereka, sekarang menjadi tujuan wisata popular dikenal sebagai “Kolam Instagram.”
Baca juga: Mengenal Kapal USNS Mercy dan Comfort, Rumah Sakit Terapung Penanganan COVID-19
Berlokasi di kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Umbul Ponggok berhasil melakukan perubahan pada tahun 2006. Dimulai ketika kepala desa terpilih Junaedi Mulyono ingin membuat objek wisata namun bingung tidak tahu harus mulai dari mana.
Junaedi kemudian membawa mahasiswa dari universitas terdekat untuk mencari cara menghidupkan pariwisata di daerahnya. Mereka lantas beroleh resep bila kolam diisi air dari 40 mata air alami akan sangat berbeda dan punya saya tarik. Air disegarkan dengan kecepatan sekitar 800 liter per detik, menjaganya agar tetap jernih dan segar, untuk kemudian menjadi tempat sempurna untuk selfie bawah air.
Dari situ lantas lahir bisnis milik desa Tirta Mandiri, berarti “Air Mandiri.” Pekerjaan di kolam dimulai pada 2011 dengan membersihkan lumut, memasukkan beberapa jenis ikan, dan membangun fasilitas ramah-turis seperti kamar mandi dan kios di sekelilingnya.
Baca juga: Kedai Kopi Ini Bagi-Bagi Ratusan Gelas Kopi Ke Rumah Sakit Rujukan Corona
Kini, pelancong datang setiap akhir pekan. Mereka membayar biaya masuk sekitar 15 ribu rupiah dan menyewa kamera bawah air sekitar 60 ribu rupiah per 30 menit untuk mengabadikan momen bersantai di sofa atau balapan dengan sepeda motor sambil berada di dalam air tambak berwarna biru cerah.
Usaha ini diperkirakan memiliki pendapatan tahunan sekitar 15 milyar rupiah dan merupakan salah satu pemandangan paling sejahtera di Indonesia.
Saat ini, 430 dari 700 keluarga di desa memiliki saham di kolam ini. Penduduk juga memiliki kios di sekitar danau yang menjual pakaian, makanan, minuman, dan suvenir.
“Lima tahun lalu, masih ada penduduk desa yang miskin. Tapi sekarang semua pengangguran telah diserap oleh Tirta Mandiri, "kata Mulyono kepada South China Morning Post." Fokus kami adalah untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri". (lgi)
Baca juga: Dancing Pallbearers, Budaya Ghana Mengangkat Peti Mati Viral di Media Sosial
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh