Pengamat: Jika PAN dan Demokrat ke Pemerintah, Demokrasi Jadi Tidak Sehat


Kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di SUGBK, Jakarta, Minggu (7/4). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Pengamat Politik, Sebastian Salang meminta agar partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang tergabung dalam koalisi Indonesia Adil Makmur tetap solid berada di luar pemerintahan.
Ia melanjutkan, apabila tidak ada partai oposisi maka bukan tidak mungkin praktik-praktik korupsi akan semakin merajalela. Makanya phak oposisi dibutuhkan untuk pengawasan.
“Kekuasaan itu harus selalu di kontrol karena kekuasaan itu cenderung diselewengkan seperti korupsi. Makannya itu harus di kontrol oleh kekuatan yang kuat dengan oposisi,” kata Sebastian, Jumat (12/7).

Baca Juga: Fahri Hamzah Paparkan Konsep Oposisi dalam Sistem Presidensialisme
Sebastian menjelaskan, di dalam Undang-Undang, memang tidak diatur terkait harus adanya sebuah oposisi pemerintah. Namun, setiap partai politik harus memiliki kesadaran sendiri untuk mengawasi dan mengkontrol kekuasaan.
“Memang ada kemungkinan partai eks 02 yang memilih untuk bergabung dengan pemerintah. Godaan bergabung itu besar dan parpol di Indonesia itu belum tahan lapar,” jelasnya.
Lebih jauh ia menegaskan, pemerintah sendiri juga harus memberikan ruang untuk oposisi agar dapat membangun demokrasi yang lebih baik.
“Oposisi yang dibangun juga oposisi yang konstruktif. Kalau pemerintah bener ya bilang puji, kalau salah ya tegur,” jelas Sebastian.
Ia mengatakan, koalisi pemerintah sudah kuat dengan lima partai pendukung. Sedangkan, koalisi oposisi hanya empat partai.
Posisi oposisi juga semakin lemah dengan isu bergabungnya Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke kubu pemerintah. Salang menilai, demokrasi menjadi tidak sehat jika hal itu betul-betul terjadi.
Dia pun meminta partai di luar pemerintah tetap berada di posisi awal. Dengan begitu, kekuatan oposisi dapat mengimbangi kubu pemerintah.
"Berada di luar itu juga menjadi tugas penting bagi pemerintahan," ujar Sebastian Salang. (Knu)
Baca Juga: Ketika Dua Sabahat PKS dan Gerindra Berbeda Pandangan Soal Oposisi
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu

Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
