Pemilik Yayasan Ungkap Alasan Beri Nama "Nasi Anjing" untuk Warga Korban Penanganan COVID-19


'Nasi Anjing'. Foto: Istimewa
MerahPutih.com - Biantoro Setijo pendiri sekaligus pemilik Yayasan Qahal mengaku, ia ingin nasi bungkus yang dicetus olehnya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dan ditiru seperti layaknya masyarakat mengenal nasi kucing.
Sebab, masyarakat mengenal nasi kucing bukan nasi yang menggunakan daging kucing, tetapi nasi dengan porsi yang sangat sedikit.
Baca Juga:
Insiden Bagi-Bagi Bansos 'Nasi Anjing' untuk Warga Warakas Berujung Pidana
"Kalau nasi kucing kan saya pikir semua orang sudah tahu, nasi kucing itu kan bukan daging kucing tapi porsinya kecil," ujar dia kepada wartawan, Senin (27/4).
Ia menjelaskan, "nasi anjing" dipilih karena anjing merupakan binatang yang setia kepada siapa saja yang memberinya makan.
"Anjing menurut kami binatang yang setia," tutur dia.
Ia memastikan, tak ada kandungan daging anjing di sana.
"Ga ada (daging anjing) isinya semua telur daging sosis ayam. Kami gak mungkin pakai barang anjing, atau maaf, babi," tutup dia.

Sebelumnya diberitakan, warga Warakas Tanjung Priok, Jakarta Utara kesal lantaran mendapat bantuan makanan siap santap, di tengah wabah corona, tapi pada bungkusan makanan tersebut tertulis "nasi anjing".
Namun setelah diklarifikasi, nasi anjing itu bukan nasi dengan daging anjing, tapi nasi yang porsinya lebih banyak dari nasi kucing.
Sejauh ini memang telah diketahui kalau isi nasi anjing itu bahannya halal. Isinya adalah nasi dengan cumi, sosis sapi, teri, dan lain-lain. Tapi, penyelidikan dirasa polisi tetap perlu guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan ke depannya.
"Untuk proses penyelidikan (komponen makanan) masih berjalan, sambil mempertimbangkan situasi ke depan," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono saat dikonfirmasi.
Baca Juga:
Dia menambahkan, untuk itu pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan uji laboratorium forensik soal semua kandungan di 'nasi anjing' ini.
Dirinya memastikan tidak ada laporan polisi yang dilayangkan oleh kedua pihak terkait pemberian nasi anjing tersebut.
Hal itu sesuai dengan surat kesepakatan bersama dari kedua belah pihak yaitu pihak warga Warakas penerima bantuan nasi anjing dan pihak pemberi bantuan komunitas AQ.
"Penyelidikan belum dihentikan, penyelidikan terkait uji labfor komponen makanan," kata Wirdhanto. (Knu)
Baca Juga:
Tiga Perawat RSUD Bung Karno Solo Ditolak Warga, Terpaksa Tidur di Rumah Sakit
Bagikan
Berita Terkait
Sempat Dilaporkan Hilang setelah Demo di Jakarta, 2 Pemuda Akhirnya Ditemukan dan Minta Maaf

2 Orang Yang Ditemukan Setelah Dinyatakan Hilang Saat Aksi Demo, Ada di Malang dan Sukamara Kalteng

Polisi Temukan Bima Permana Putra, Pria yang Sempat Dilaporkan Hilang Pasca Demo Rusuh di Jakarta

Peran Anggota Kopassus Tersangka Penculikan Kacab BRI, Serka N Perantara Lainnya Eksekutor

Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ungkap Motif Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI

Disuruh Culik dan Bunuh Kepala Cabang BRI, 2 Anggota TNI Minta Uang Jutaan Rupiah

Ditreskrimum Ungkap 15 Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab Bank BRI di Jakarta

Fakta Baru Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI, Pelaku Pilih Korban secara Acak

Polisi Angkat Bicara soal Dugaan Pegawai Bank BUMN Terlibat Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang BRI
