Parpol Harus Serius Tarik Minat Generasi Z dalam Pemilu 2024


Ilustrasi (ANTARA/HO - KPU Ponorogo)
MerahPutih.com - Persentase jumlah pemilih generasi muda pada Pemilu 2024 sangat besar.
Pakar politik sekaligus akademikus Universitas Bengkulu Panji Suminar menyatakan, partai politik harus serius menarik minat generasi muda, khususnya Generasi Z untuk proaktif menggunakan hak suara mereka di Pemilu 2024.
"Komposisi Generasi Z dan generasi setelahnya itu sangat besar, mencapai 25-35 persen dari total penduduk Indonesia. Kalau partai politik tidak serius, mereka dikhawatirkan malah bersikap apatis, dan menjadi golput," kata Panji Suminar di Bengkulu, Senin (10/7).
Baca Juga:
PKB Targetkan Raih 100 Kursi DPR pada Pemilu 2024
Dia mengatakan, parpol dan peserta pemilu harus mampu masuk ke dalam segmen pemilih yang tergolong pemilih pemula tersebut. Hal itu tentu juga tidak mudah karena ada jarak usia yang cukup besar memisahkan para elite parpol dan peserta pemilu dengan Generasi Z.
"Pola komunikasinya sangat berbeda, Generasi Z dengan kesetaraan, mereka tidak memandang usia, suku, kelompok, jenis kelamin, cara berkomunikasi mereka sama, sedangkan elite cara berkomunikasi mereka bersekat-sekat, golongan, umur, jabatan dan lain-lain," kata Panji, seperti dikutip Antara.
Kalau para elite parpol, peserta pemilu tetap mempertahankan cara-cara lama dalam membangun komunikasi, maka akan sulit untuk menyentuh generasi muda. Akhirnya, generasi muda menjadi tidak tertarik dengan parpol, peserta pemilu dan bahkan dengan pesta demokrasi itu sendiri.
"Oleh karena itu, parpol, elite dan peserta pemilu benar-benar harus serius untuk menarik minat segmen yang begitu tinggi literasi digitalnya ini. Dengan jumlah mereka sekarang, malah mereka lah penentu hasil pemilu nantinya," kata dia.
Baca Juga:
Bawaslu Tantang Mahasiswa Ikut Kompetisi Debat Kepemiluan Antar-Perguruan Tinggi
Para partai politik, elite, kader, simpatisan dan peserta pemilu masih punya waktu menyasar segmen kaum muda. Bahkan, lanjut Panji tidak sulit menemukan mereka, karena generasi muda ini ada di ruang-ruang digital, bahkan sebagian besar waktu mereka berada di dalam jaringan (daring).
"Ikuti cara berkomunikasi mereka, tunjukkan cara berpolitik yang baik, berkualitas, positif, dan tentunya kreatif dan menarik. Hak itu dapat menarik minat para Generasi Z, generasi muda, pemilih pemula," ujar Panji. (*)
Baca Juga:
Polri Kembali Bentuk Satgas Nusantara Cegah Konflik di Pemilu 2024
Bagikan
Berita Terkait
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah

KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung

KPU Tepis Rumor Penyembunyian Ijazah Sengaja untuk Lindungi Capres/Cawapres

16 Dokumen Syarat Pendaftaran Capres-Wawapres Tertutup Bagi Publik, Termasuk Fotokopi Ijazah

Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru

Politik Thailand Kembali Bergejolak, PM Sementara Ajukan Pembubaran Parlemen dan Pemilu Baru

Tutup Rakernas, Surya Paloh Targetkan NasDem Masuk 3 Besar Pemilu 2029

NasDem Siap Tantang Partai Besar, Punya Strategi Khusus Rebut Tiga Besar Pemilu 2029

DPR Mulai Bahas Pilihan Alternatif Model Pilkada, Usulan PKB Gubernur Ditunjuk Presiden Belum Ada Yang Nolak

Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar
