Musim Pancaroba, Waspada Penurunan Daya Tahan Tubuh pada Anabul


Tak hanya menyerang manusia, musim pancaroba juga dapat menyasar hewan peliharaanmu di rumah. (Foto: Unsplash/Andrew S)
MUSIM pancaroba mulai datang. Musim ini biasanya ditandai cuaca yang cenderung tidak menentu. Pagi-siang panas, berganti hujan deras dengan angin kencang pada sore-malam. Perubahan cuaca dan suhu ekstrem ikut berpengaruh pada daya tahan tubuh. Tak mengherankan musim pancaroba identik dengan kemunculan penyakit.
Tak hanya menyerang manusia, musim pancaroba juga dapat menyasar hewan peliharaanmu di rumah. Serupa manusia, jika imunitas turun, anak bulu (anabul) rentan terserang penyakit.
Karena itu, dokter hewan menyarankan untuk menjauhi anabul alias anak bulu bila kondisi kesehatanmu sedang kurang fit dan bisa menularkan penyakit itu ke hewan kesayangan.
"Hindari kontak, kalau sakit jangan dekat-dekat," ujar drh. Sariyanti, Wakil Sekretaris Jenderal I Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), seperti dikutip Antara, (4/10).
Baca juga:
Cara Warga +62 Siapkan Daya Tahan Tubuh Hadapi Masa Pancaroba

Menurut Sariyanti, binatang pun sama seperti manusia yang kekebalan tubuhnya bisa terpengaruh saat transisi antara musim kemarau dan musim hujan. Sistem imunitas di tubuh hewan juga dapat terganggu akibat lingkungan yang berubah.
Perubahan suhu ekstrem membuat lingkungan jadi lebih kondusif untuk mikroorganisme yang menjadi penyebab penyakit. Di sisi lain, makhluk hidup juga lebih rentan untuk terinfeksi saat pancaroba terjadi.
"Musim seperti ini banyak flu, penyakit-penyakit virus juga banyak menyerang," jelas Sariyanti.
Oleh karena itu, para pemilik anabul harus memastikan agar lingkungan tetap bersih sehingga hewan kesayangan bisa terlindung dari penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh virus. Kamu juga bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh anabul dengan memberikan vitamin, imbuhnya.
Baca juga:

Sariyanti juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hewan seiring peringatan Hari Binatang Sedunia yang jatuh pada 4 Oktober.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan. Antara lain membebaskan mereka dari rasa haus dan lapar serta memastikan hewan bebas dari rasa sakit dan eksploitasi yang membuat binatang tak bisa berperilaku sebagaimana mestinya.
Membiarkan binatang liar untuk berada di tengah habitat aslinya juga merupakan bentuk memastikan kesejahteraan hewan, sekaligus melindungi manusia dari risiko munculnya penyakit-penyakit baru.
Sariyanti mencontohkan, hewan liar yang harusnya di hutan seperti harimau dan simpanse kini menjadi hewan piaraan membuat interaksi manusia dan hewan semakin dekat. Di sisi lain, potensi penularan hewan liar ke manusia juga menjadi besar.
"Penyakit yang tadinya cuma ada di hutan tiba-tiba mendekat ke manusia karena interaksi sama hewan kian dekat," katanya. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan

PETFEST 2025 Suguhkan Berbagai Aktivitas Menarik Bagi Penyuka Hewan

Anjing Milik Mantan Presiden Yoon Suk-yeol Menjadi Beban Finansial buat Seoul Grand Park

Komunitas Pecinta Hewan Dirangkul Jadi Tim Penangkap, Targetnya 2.000 Kucing Liar

5 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Titip Hewan Peliharaan Kesayangan

Kelompok Penyelamat Hewan Berpacu dengan Api, Evakuasi Peliharaan yang Terjebak dalam Kebakaran Hutan

Hari Anti Rabies Sedunia, Kenali Gejalanya pada Manusia dan Anabul

Cara Baru Memanjakan Anabul Layaknya Manusia

10 Ribu Hewan di Jaksel akan Diberikan Vaksin Rabies

Ras Anjing Kecil Berhidung Mancung, Ras Anjing Paling Panjang Umur
