Mengenal Tuak, Jamuan Penghangat Khas Suku Batak


Putih keruh khas tuak. (Foto: Instagram/emeliakarolina)
BERBICARA minuman tradisional, suku Batak di Sumatera Utara punya jagoannya, yakni tuak. Warna putih keruhnya yang khas, seringkali menjadikan tuak sebagai “penghangat” ketika para muda-mudi atau orang tua berada di sebuah kedai. Orang sana sering menyebutnya dengan Lapo.
Tuak merupakan sejenis minuman beralkohol khas Indonesia yang umumnya di konsumsi oleh masyarakat Batak saat perayaan dan acara-acara khusus. Minuman ini biasanya dibuat dari hasil fermentasi nira, beras, maupun buah yang mengandung gula. Enzim memecah pati dalam beras menjadi gula, dan ragi mengubah gula menjadi alkohol.
Baca juga:
Bukan Alkoholnya yang Bikin Gendut, Kandungan Kalorinya Seberapa Banyak?
Kalau kamu berkunjung ke rumah ada Batak, pasti akan menemukan pohon enau atau aren. Pohon ini merupakan salah satu inti dari hasil tuak karena enak dan kelapa yang diambil air niranya kemudian difermentasikan sehingga menjadi putih dan memiliki bau yang khas.

Di Lapo, tuak memang sering dijadikan sajian untuk menemani bermain kartu, bercatur, bernyanyi, bermain billiard, atau sekadar menonton televisi. Hal ini dipercaya bahwa tuak dianggap berkhasiat menghangatkan tubuh.
Kandungan alkohol tuak pun beragam, mulai dari lima persen hingga 20 persen, tergantung daerah pembuatannya.
Baca Juga:
Rasanya juga bervariasi, ada yang manis atau sangat manis, kembali lagi pada gula yang digunakan dalam proses fermentasi. Kalau kamu mencicipi dan rasanya asam, biasanya ada bakteri lain yang masuk dan menghasilkan asam laktat.
Di sisi lain, acara adat Batak tanpa tuak rasanya ada yang kurang. Tenang, mereka bukan lagi mabuk-mabukan kok. Tuak dianggap sebagai pelengkap dan persyaratan yang harus ada dalam adat Batak. Minuman ini digambarkan sebagai pemenuh dahaga, pembawa kejernihan pikiran, dan berkat.
Tuak juga pada dasarnya berguna untuk membuat kondisi seseorang tenang karena mampu menekan syaraf sentral konsumennya. Sama seperti bir, jika melebih porsi makan kamu akan mabuk dan tidak mampu mengendalikan diri.
Baca juga:

Uniknya lagi, tuak juga bermanfaat bagi ibu menyusui karena kandungan nutrisinya dan memberi perlindungan kondisi ASI. Namun ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari satu gelas agar tidak hilang manfaatnya. Selain itu juga mampu menghilangkan stres, meningkatkan kekeblaan tubuh, dan melancarkan metabolisme.
Indonesia memang kaya akan minuman tradisionalnya dan cita rasa yang khas. Selain tuak juga ada sopi dari Flores, arak Bali, ballo dari Sulawesi Selatan, swansrai dari Papu, cap tikus dari Minahasa, dan masih banyak lagi. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
