Pesona Indonesia

Menengok Tarsius dan Yaki di Cagar Alam Tangkoko

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 27 September 2020
Menengok Tarsius dan Yaki di Cagar Alam Tangkoko

Cagar alam Tangkoko, rumah bagi tarsius dan yaki. (foto: Instagram @arwan_moehammad

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TANAH Minahasa tak hanya punya Bunaken yang jadi rumah bagi berbagai jenis biota laut. Di Sulawesi Utara juga ada cagar alam belantara di Gunung Tangkoko yang menjadi rumah bagi yaki dan tarsius, dua satwa endemik dari Tanah Minahasa.

Yaki atau monyet wolai yang juga dikenal dengan sebutan monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya ada di Sulawesi Utara. Di seluruh dunia, ada 23 spesies macaca. Tujuh spesies di antaranya ada di Indonesia, yakni di Sulawesi. Nah, Macaca nigra ini hanya ada di Sulawesi Utara. Satwa ini punya tubuh hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya. Ciri khasnya, pantat berwarna merah muda.

monyet hitam sulawesi/yaki
Yaki, monyet hitam sulawesi dengan pantat berwarna pink. (foto: Instagram @ito_wodi)

Sementara itu, tarsius merupakan mamalia terkecil yang hidup tersebar di pulau-pulau di Asia Tenggara. Sulawesi Utara, tepatnya di Cagar Alam Tangkoko, spesies Tarsius tersier bisa kamu temui tengah bergelantung di rimbunnya belantara. Matanya yang bulat membelalak besar amat kontras dengan tubuhnya yang mungil. Lucu.

tarsius
Tarsius, mamalia terkecil sekepalan tangan. (foto: Instagram @virustraveling)

Bertemu kedua satwa unik endemik Tanah Minahasa tersebu pastilah meninggalkan kesan mendalam. Tak perlu jauh. Saat berkunjung ke Manado, kamu hanya perlu menempuh perjalanan selama 1 jam ke Cagar Alam Tangkoko Batu Angus yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kota Bitung. Cagar alam ini berbatasan langsung dengan Cagar Alam Gunung Duasudara.

Untuk mencapai cagar alam d bawah kelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara ini memang butuh usaha. Kamu harus banyak bertanya arah kepada warga lokal mengingat petunjuk arah yang minim, sedangkan lokasi cagar alam tersembunyi.

Meskipun demikian, cagar alam ini telah banyak diketahui para peneliti dan penyuka wisata alam. Terlebih setelah kunjungan Alfred Russel Wallace pada 1861. Pada masa itu, Wallace menemukan spesies babirusa dan maleo. Sayangnya, koloni maleo tak lagi bisa ditemukan di Cagar Alam Tangkoko sejak 1915. Eksploitasi oleh penduduk setempat telah mengancam dan mendesak maleo ke pedalaman.

cagar alam tangkoko
Jangan ragu untuk bertanya dalam perjalanan menuju Cagar Alam Tangkoko. (foto: Instagram @virustraveling)

Saat berkunjung ke cagar alam ini, kamu akan menemukan berbagai flora dan fauna unik. Tak hanya yaki dan tarsius yang mendiami wilayah ini. Ada juga rusa (Cervus timorensis), musang cokelat (Macrogalidia musschenbroeki), tarsius (Tarsius spectrum), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong (Rhyticeros cassidix), kuskus (Ailurops ursinus), dan elang laut (Haliaeetus leucogaster). Flora aneka rupa pun banyak tumbuh di sini. Kamu bisa menemui beringin (Ficus spp), aras (Duabanga moluccana), nantu (Palaquium obtusifolium), edelweis (Anaphalis javanicum), hingga kantong semar (Nephentes gynamphora).

cagar alam tangkoko-kuskus
Kuskus juga bisa ditemukan di Cagar Alam Tangkoko. (foto: Instagram @virustraveling)

Warga sekitar dengan senang hati akan mengantar kamu berkeliling sambil menjelaskan beberapa hal tentang cagar alam ini. Beberapa warga memang diperbantukan untuk menjaga cagar alam seklaigus menjadi pemandu bagi wisatawan. Hal itu dilakukan mengingat cagar alam dengan luas 3.196 hektare ini masih kekuarangan penjaga kawasan. Namun jangan khawatir, kamu tetap bisa berkunjung dan belajar tentang alam Minahasa dari warga sekitar kok.

Jadi jika berkunjung ke Tanah Minahasa, jangan lewatkan bertemu yaki dan tarsius di Cagar Alam Tangkoko ya.(dwi)

#Travel #Indonesia #Wisata
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Prabowo Beri Sinyal Indonesia Dukung Qatar yang Baru Diserang Israel
Presiden menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam merespons serangan yang mengancam stabilitas kawasan.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Prabowo Beri Sinyal Indonesia Dukung Qatar yang Baru Diserang Israel
Indonesia
Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup
Kesewenang-wenangan dan kesombongan kaum elite yang sudah memuakkan publik membuat amuk massal menjadi sangat brutal.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Travel
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Status kartu kuning yang diberikan UNESCO kepada Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba di Sumatera Utara sejak 2023 silam akhirnya resmi berakhir.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Kartu Kuning 2 Tahun Berakhir, Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Kartu Hijau UNESCO
Indonesia
Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, Umat Islam Diimbau Salat Khusuf
Umat Islam dapat menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi spiritual.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, Umat Islam Diimbau Salat Khusuf
Indonesia
Fenomena Gerhana Bulan Total Terlihat Langit Indonesia 7-8 September 2025, Bisa Nonton Live Stream Loh di Link Ini
Fase total gerhananya bakal berlangsung sekitar 1 jam 22 menit.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Fenomena Gerhana Bulan Total Terlihat Langit Indonesia 7-8 September 2025, Bisa Nonton Live Stream Loh di Link Ini
Indonesia
Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, ini Jadwal dan Lokasi Pengamatannya
Gerhana bulan total terjadi karena matahari-bumi-bulan sedang berada pada satu garis lurus.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
 Gerhana Bulan Total Minggu (7/9) Malam, ini Jadwal dan Lokasi Pengamatannya
Olahraga
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
3 srikandi Indonesia masih belum puas meraih emas terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025. Ketiganya ingin mencatatkan sejarah baru.
Soffi Amira - Sabtu, 23 Agustus 2025
Raih Emas Terbanyak di Asian Cup Woodball Championship 2025, 3 Srikandi Indonesia Belum Puas dan Mau Catat Sejarah Baru
Travel
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Airbnb Experiences ini mulai diluncurkan Kamis (21/8) di Seoul dan akan segera hadir di Los Angeles dan Tokyo, bertepatan dengan tur mendatang SEVENTEEN, ‘SEVENTEEN WORLD TOUR [NEW_]’.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Bagikan