Mau Vaksin Sinovac atau Nunggu Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca? Ini Jawaban Ahli

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 25 Januari 2021
Mau Vaksin Sinovac atau Nunggu Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca? Ini Jawaban Ahli

Vaksinasi COVID-19 di Jabar. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Masyarakat diminta tidak ragu dengan vaksin Sinovac buatan Tiongkok. Vaksin ini sudah terbukti secara ilmiah dan mampu menghasilkan antibodi yang bisa menangkal virus corona.

Direktur Pelayanan Klinik Kesehatan Unpad Agung Dinasti Permana mengatakan, vaksin Sinovac sudah melewati penelitian dan kajian ilmiah. Sehingga, terbukti keamanan dan khasiatnya. Pengujian tidak hanya dilakukan di Bandung, melainkan di luar negeri.

Agung berharap, masyarakat tidak mudah termakan hoaks soal vaksin COVID-19. Menurutnya, vaksin merupakan sebuah ikhtiar untuk keluar dari pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Baca Juga:

Perasaan Lega Perawat Usai Divaksin COVID-19

Selain itu, masyarakat juga tidak perlu pilih-pilih soal vaksin. Misalnya, mau menunggu vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca dan tidak mau vaksin Sinovac.

“Kalau nunggu dulu (vaksin selain Sinovac) mau kapan? Ini yang meninggal banyak banget, tiap hari nambah terus. Kan kalau ga cepat bergerak nanti telat,” katanya.

Vaksin Sinovac merupakan upaya bersama agar bebas dari pandemi COVID-19. Ia yakin pemerintah juga punya alasan yang kuat memilih vaksin Sinovac.

“Kan ada orang bertanya-tanya kenapa Sinovac, tidak Pfizer, itu banyak pertimbangan. Tapi paling tidak apa pun yang ada saat ini dan tersedia, dan terbukti secara ilmiah ya tidak apa-apa, namanya juga usaha,” katanya.

Vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat. (Foto: Pemprov Jabar)
Vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat. (Foto: Pemprov Jabar)

Menurutnya, jika menunggu-nunggu vaksin yang diinginkan, nantinya akan berlarut sementara kondisi semakin darurat.

“Jadi sementara itu yang memang masuk duluan oleh pemerintah (Sinovac), ya ga apa-apa. Dan itu ilmiah kok, maksudnya terbukti secara ilmiah bukan asal-asalan. Jadi itu yang perlu diedukasi vaksin ini aman dan efikasinya cukup baik,” paparnya.

WHO juga telah menjamin vaksin Sinovac sebagai vaksin yang bisa digunakan di antara deretan vaksin yang ada saat ini.

“Ini yang perlu diedukasi bahwa ini aman efektif dan jangan khawatir kalau ada yang bilang halal, halal sudah terbukti, MUI sudah terbitkan itu,” katanya.

Agung juga mengingatkan bahwa orang yang mendapat suntikan vaksin COVID-19 tidak langsung memiliki imun anti-COVID-19. Sehingga setelah suntik vaksin, tetap harus menjalankan protokol 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Menurutnya, sejak awal para peneliti sudah menegaskan bahwa vaksin bukan jaminan 100 persen untuk bebas COVID-19.

Tetapi, vaksin merupakan upaya satu-satunya yang dianggap paling efektif untuk bebas dari pandemi COVID-19. Agar vaksin efektif, maka protokol kesehatan tetap diperlukan.

Khusus vaksin Sinovac yang diuji klinis di Bio Farma Bandung, pemberian vaksin dilakukan dalam dua dosis. Sehingga setelah suntik dosis pertama, orang yang disuntik masih harus menunggu dosis pada suntikan kedua.

Baca Juga:

96 Ribu Lebih Vaksin COVID-19 Disebar ke Seluruh Banten

Selama menunggu itulah orang tersebut harus mentaati protokol kesehatan. “Jadi kalau ditanya mungkin tidak masih kena? Makanya setelah dosis kedua kita belum bisa hidup bebas lagi. Belum ke situ. Tapi paling tidak ini jadi usaha supaya ini bisa, mudah-mudahan memang sesuai harapan,” kata Agung, saat dihubungi merahputih.com.

“Jangankan dosis kesatu, kedua saja tetap harus ketat, protokol kesehatan tidak boleh dihilangkan. Tidak lantas vaksin ini menghilangkan prokes yang sudah kita jaga,” tandasnya.

WHO, sambung dia, mengungkapkan kekhawatiran bahwa setelah vaksinasi orang-orang lengah dan meninggalkan protokol kesehatan. Untuk itu ia berharap semua pihak mengingatkan bahwa setelah suntik vaksin bukan berarti pandemi selesai.

“Perlu diingat, pasca-vaksinasi jangan tinggalkan prokes. Ini sudah di-warning oleh WHO,” katanya. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Vaksinasi COVID-19 Mandiri Atau Berbayar Siapa Mau?

#Vaksinasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
TurnBackHoax menelusuri klaim pemberian bantuan sosial di laman resmi kemensos.go.id dan kemkes.go.id melalui mesin pencarian Google.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Informasi tersebut diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”
Frengky Aruan - Minggu, 25 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Indonesia
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Fraksi Partai Gerindra menegaskan bahwa seluruh proses harus dikawal dengan transparan dan akuntabel.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 16 Mei 2025
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Indonesia
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Hingga April 2025, Kemenkes dan UNDP menyelenggarakan Pekan Imunisasi Dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Indonesia
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Terungkap 1,3 juta anak di Indonesia sama sekali belum mendapatkan vaksin imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Lifestyle
Vaksin Influenza Berikan Kekebalan Pada Infeksi Akibat Human Metapneumovirus
Informasi dari pakar kesehatan menjelaskan orang-orang yang sudah divaksin influenza memiliki risiko yang kecil untuk tertular HMPV.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Januari 2025
Vaksin Influenza Berikan Kekebalan Pada Infeksi Akibat Human Metapneumovirus
Bagikan