Makan Tanpa Sendok-Garpu Lebih Nikmat

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 24 Februari 2021
Makan Tanpa Sendok-Garpu Lebih Nikmat

Makan menggunakan tangan langsung ternyata baik untuk kesehatan. (Foto: Pexels/Duong Nhan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BAGI sebagian besar masyarakat Indonesia, makan dengan menggunakan tangan (tanpa sendok-garpu) merupakan tradisi sejak zaman lamapu. Harus diakui memang terasa lebih menyenangkan atau makanan akan terasa lebih nikmat.

Apalagi jika menyantap sepiring nasi hangat, ikan asin, sambal, lalap, dan kerupuk, rasanya makanan tersebut menjadi beberapa kali lipat lebih nikmat.

Baca Juga:

Mengungkap Mitos Makan Kelapa Bikin Kremian

makan
Di negeri aing makan pakai tangan akan lebih nikmat. (Foto: Unsplash/kyle nieber)


Tubuh manusia secara alami, memiliki bakteri atau kuman yang berada di berbagai bagian tubuh seperti tangan, mulut, tenggorokan, bahkan usus. Selain bakteri alami ternyata juga ada beberapa zat lainnya yang memiliki fungsi baik untuk tubuh, Seperti Enzim RNAse yang ada pada tangan.

Dilansir dari penelusuran fakta yang dilakukan situs Turn Back Hoax, dengan makan menggunakan tangan, Enzim RNAse yang ada pada tangan akan masuk ke dalam sistem pencernaan, lalu akan mengikat bakteri yang ada pada jalur pencernaan sehingga sistem kerja tubuh dapat bekerja lebih optimal.

Bagi pemeluk agama Islam, memiliki sunnah atau hal baik untuk dilakukan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti sunnah untuk memakan menggunakan tangan khususnya dengan tiga jari. Makan dengan tiga jari dapat menghindarkan seseorang dari sifat lupa dan dapat mengukur porsi yang cocok untuk seseorang.

Di Banjarmasin, ada menu hidangan yang memiliki tradisi untuk menyantapnya tidak dengan menggunakan sendok atau garpu. Menu ini adalah Ketupat Kandangan, menu kuliner ini berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan.

Baca Juga:

Jajanan Pasar Negeri Aing yang Bikin Semar Mabuk

makan
Ketupat Kandangan yang dimakan tanpa sendok-garpu. (Foto: instagram@sugiana73)

Seperti ketupat pada umumnya, bahan utama untuk membuat ketupat adalah beras. Ketupat Kandangan berbeda dengan menu ketupat lainnya karena penggunaan ikan gabus sebagai menu pelengkap dalam sajian ini. Ikan gabus akan dipanggang terlebih dahulu sebelum dimasak menggunakan santan. Kemudian, setelah dimasak bersama santan, ikan gabus beserta kuahnya disiramkan ke ketupat. Kuliner ini bisa dihidangkan untuk makan pagi, siang, atau malam.

Biasanya, orang di Banjarmasin atau Kalimantan Selatan menyantap Ketupat Kandangan hanya dengan menggunakan tangan saja. Jadi, ketupat cukup diremas-remas sehingga menjadi butiran seperti nasi, kemudian langsung dimakan. Memang, beras di daerah Banjar berbeda dengan beras di daerah Jawa yang lebih pulen. Umumnya beras Banjar terasa lebih pera sehingga nantinya beras akan lebih mudah dihancurkan saat memakan ketupat.

Di sisi lain dari manfaat dan tradisi menyantap makan dengan tangan, makan dengan menggunakan tangan kanan seringkali menjadi dilemma untuk orang-orang kidal. Karena, pada umumnya mereka membersihkan kemaluan atau cebok dengan menggunakan tangan kiri, namun tangan kiri adalah tangan utama yang ia gunakan dalam beraktifitas, juga saat makan.

Baca Juga:

Kue Moho yang Mengandung Makna Rezeki yang Melimpah

makan
Makan dengan menggunakan tangan menjadi dilema orang kidal. (Foto: Unsplash/kelly sikkema)

Rian, orang kidal yang bekerja di kedai kopi di Pamulang mengatakan, semenjak kecil ia sering dicibir oleh temannya karena makan dengan menggunakan tangan kiri. Walau terkadang mendapatkan cibiran, Ia menyiasatinya dengan makan menggunakan sendok, agar makanan memiliki media perantara dari tangan ke mulut.

“Mau tidak mau harus membiasakan diri untuk di ledekin ‘pakai tangan cebok untuk makan’ tetapi untuk menyiasatinya adalah dengan menggunakan sendok,” Ujar Rian

Walaupun makan dengan menggunakan tangan adalah sesuatu baik, kita harus tetap memperhatikan factor kebersihan dari tangan kita. Kondisi ini tentu saja terkait dengan fungsi tangan itu sendiri yang digunakan untuk menyentuh berbagai hal. Sehingga anggota tubuh yang satu ini kerap menjadi sarang dari banyak kuman.

Makan menggunakan tangan akan menjadi baik dana man untuk dilakukan jika kita sudah mencuci tangan kita terlebih dahulu sebelum makan. Terutama pada masa pandemic seperti saat ini, banyak bakteri atau virus yang menempel di berbagai permukaan benda dan dapat menularkan kita berbagai macam penyakit. (Kna)

Baca Juga:

Mitos Kuliner Negeri Aing: Brutu Bisa Bikin Pikun

#Februari Kulineran Di Negeri Aing #Kuliner #Makanan #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Kuliner
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Pengadilan juga menyatakan orangtua remaja tersebut gagal menjalankan kewajiban pengawasan sehingga merekalah yang harus menanggung ganti rugi.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Fun
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Kolaborasi Chatime dan Demon Slayer menghadirkan tiga menu spesial yang terinspirasi dari karakter ikonik.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
UMKM kini menjerit di District Blok M, Jakarta Selatan. Kenaikan harga sewa menjadi alasan mengapa banyak tenant yang cabut.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan