Makan Pakai Pola Ini, Hidup Jadi Lebih Panjang


Studi dari jurnal JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa ada lebih dari satu cara untuk makan dengan baik dan mendapatkan manfaat kesehatan yang menyertainya. (Foto: Freepik/Freepik)
SIAPA sangka bahwa pola makan dapat memperpanjang usia harapan hidup? Kuncinya hanya dengan mengonsumsi lebih banyak bahan pangan dari empat pola makan sehat.
CNN Health melaporkan bahwa orang yang lebih hati-hati mengikuti salah satu pola makan sehat, cenderung meninggal karena kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan neurodegeneratif. Mereka biasanya terfokus pada mengonsumsi lebih banyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan.
Hasil studi jurnal JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa ada lebih dari satu pola makan yang baik dan manfaat kesehatan yang menyertainya.
Profesor nutrisi dan epidemiologi dan ketua departemen nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, Dr. Frank Hu, menyatakan bahwa orang sering bosan dengan satu cara makan.
“Jadi ini kabar baik. Artinya, kita memiliki banyak fleksibilitas dalam hal menciptakan pola makan sehat kita sendiri yang dapat disesuaikan dengan preferensi makanan, kondisi kesehatan, dan budaya individu," ujar Hu.
Baca juga:

Maksudnya, jika kamu makan Mediterania yang sehat, dan setelah beberapa bulan ingin mencoba sesuatu yang berbeda, kamu dapat beralih ke diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) atau kamu dapat beralih ke diet semi-vegetarian. Kamu dapat mengikuti pedoman diet AS dan membuat menu makan sehat ala kamu sendiri.
Studi ini mengikuti kebiasaan makan 75.000 wanita yang berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Perawat dan lebih dari 44.000 pria dalam Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan selama 36 tahun.
Tidak ada laki-laki dan perempuan yang memiliki penyakit kardiovaskular pada awal penelitian, dan hanya sedikit yang perokok. Semua mengisi kuesioner makan setiap empat tahun.
“Ini adalah salah satu studi terbesar dan terlama untuk memeriksa pola diet yang direkomendasikan dan risiko jangka panjang kematian dini dan kematian akibat penyakit utama,” kata Hu.
Hu dan timnya meneliti seberapa dekat para responden mengikuti empat gaya makan sehat yang selaras dengan pedoman diet AS saat ini. Salah satunya diet Mediterania yang menekankan makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, ikan, dan minyak zaitun dalam jumlah tinggi.
Berikutnya adalah pola makan nabati yang sehat. Pola makan ini berfokus pada makan lebih banyak produk nabati dan memberi poin negatif untuk semua produk hewani dan alkohol apa pun.
“Itu bahkan menghambat pilihan yang relatif sehat, seperti ikan atau beberapa produk susu,” tambah Hu.
Indeks Makan Sehat melacak apakah orang mengikuti pedoman nutrisi dasar AS, yang menekankan makanan nabati yang sehat, tidak menyukai daging merah dan olahan dan mencegah makan tambahan gula, lemak tidak sehat, dan alkohol.
“Kami secara eksplisit memasukkan kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian dan konsumsi daging merah dan olahan serta minuman rendah gula. Dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedang masih diperbolehkan,” tambah Hu.
Baca juga:

Setelah pola makan setiap orang diberi skor, para peserta dibagi menjadi lima kelompok. Dari kepatuhan tertinggi hingga terendah terhadap satu atau lebih pola makan.
Studi ini juga menemukan pengurangan risiko kematian akibat penyakit kronis tertentu jika orang memperbaiki pola makannya dari waktu ke waktu.
Peserta yang meningkatkan pola makan mereka, sebesar 25% dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dengan kisaran 6% hingga 13%, dan kematian akibat kanker sebesar 7% hingga 18%. Ada hingga 7% pengurangan risiko kematian akibat penyakit neurodegeneratif, seperti demensia.
“Pengurangan kematian akibat penyakit pernapasan sebenarnya jauh lebih besar, mengurangi risiko sebesar 35% hingga 46%,” jelas Hu.
Studi ini mengandalkan laporan diri peserta tentang preferensi makanan dan oleh karena itu hanya menunjukkan hubungan antara kebiasaan makan dan hasil kesehatan. Ini bukan hubungan sebab-akibat.
“Tidak ada kata terlambat untuk menerapkan pola makan yang sehat. Manfaat dari pola makan yang sehat dapat sangat besar dalam hal mengurangi total kematian dini dan berbagai penyebab kematian dini,” kata Hu.
Setiap orang memiliki banyak fleksibilitas dalam hal menciptakan pola makan sehat mereka sendiri. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Daftar Promo 17 Agustus 2025: Diskon Spesial Kemerdekaan dari Minuman, Makanan, hingga Fashion!

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Yogurt Bisa Jadi Solusi Camilan Sehat untuk Si Kecil, Asal Rendah Gula

Survei IPO: Kinerja Presiden Prabowo Subianto Dinilai Memuaskan, Program MBG Unggul di Mata Publik

Ayam Goreng Widuran Jadi Sorotan Soal Isu Nonhalal, Kemenag Solo: Pelaku Usaha Harus Tunduk Aturan

Pemerintah Tarik 9 Produk Pangan Olahan Terdeteksi Mengandung Unsur Babi

Korban Keracunan Makanan Acara halal bihalal di Klaten Terus Bertambah, 44 Orang Masih Dirawat

Polri Ikutan Garap Makan Bergizi Gratis, Kepala BGN Minta 1.000 Dapur Umum

Sidak Pangan Jelang Lebaran 2025, Dinkes Solo Temukan Makanan Rusak Dijual

BUMN Pasok Bahan Baku Makan Bergizi Gratis, Ngaku Gandeng Koperasi dan Asosiasi
