Lonjakan Terus Terjadi, Jumlah Tes PCR di Indonesia Rendah


Tes PCR yang masih rendah sebabkan angka pengidap COVID-19 di Indonesia terus naik. (foto: pixabay/ fernando zhiminaicela)
PERSOALAN penanganan COVID-19 di Indonesia ialah tidak meratanya tes PCR. Hal itu tentu menyulitkan karena untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona di tubuh harus dilakukan dengan tes. Alasannya ialah tes PCR mahal. Orang-orang dari kelas sosial menengah ke bawah tak mampu membayar tes tersebut.
"Harga tes PCR bisa mencapai Rp1 juta. Ini tentu membuat mereka berpikir berulang kali jika ingin melakukan tes. Padahal, mungkin mereka justru yang paling membutuhkan tes ini," tutur Andy F Noya, pendiri Benih Baik.
BACA JUGA:
Ghosting, Berbahaya Bagi Kesehatan Mental
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan rendahnya jumlah tes PCR di Indonesia salah satunya ialah ketersediaan fasilitas laboratorium tes PCR yang masih minim. "Sebenarnya ada banyak donatur yang rela mengeluarkan uang dengan nominal fantastis untuk membeli alat tes PCR. Namun, ternyata tidak semua rumah sakit mau menerima," ungkap Andy.
Dengan rasa terkejut, Andy mengaku mengira semua rumah sakit mau menerima dengan tangan terbuka. Andy mengatakan alasan mereka menolak ialah jumlah tenaga medis yang tersedia untuk melalukan tes tersebut kurang.
Padahal, saat ini potensi penularan kasus positif COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat. Menurut data terakhir di Jakarta, kasus positif banyak ditemukan pada kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik), yakni sebanyak 66%. Data itu menguatkan pentingnya bagi semua orang melakukan tes agar mengetahui kondisi mereka.
Kebutuhan untuk melakukan tes PCR secara masif terus meningkat seiring dengan pergerakan angka penularan COVID-19 di Indonesia. Data akurat dibutuhkan guna menanggulangi peningkatan kasus secara signifikan dan menghindari potensi lonjakan gelombang kedua COVID-19 di dalam negeri.

Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Lab berusaha menjawab tantangan tersebut. Secara resmi, GSI Lab membuka laboratorium tes PCR (polymerase chain reaction) pertama di Indonesia yang memiliki layanan tes PCR berkapasitas besar dan berskala nasional. Laboratorium GSI Lab dirancang untuk dapat memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya berskala masif, tapi juga memberikan hasil tes yang cepat.
Kehadiran GSI Lab merupakan respons dalam membantu pemerintah mendapatkan data dalam jumlah besar mengenai kondisi riil masyarakat berkaitan dengan status COVID-19 mereka. Dengan begitu, pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang tepat sasaran untuk menanggulangi penyebarannya.
“GSI Lab menjadi yang pertama dalam menghadirkan laboratorium tes PCR dengan kapasitas besar hingga 5.000 tes per hari," ujar dr Nino Susanto selaku Direktur Utama GSI Lab dalam konferensi pers yang diadakan di GSI Lab di Jakarta Selatan, Rabu (12/8).
Kehadiran laboratorium dengan kapasitas besar ini diharapkan dapat mendukung Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dalam meningkatkan kapasitas tes PCR nasional secara signifikan serta memperluas akses pengetesan PCR bagi masyarakat yang membutuhkan.(avia)
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
