Lindungi Paus Artinya Selamatkan Krisis Iklim
Paus menjadi aset penting bagi bumi untuk mengatasi krisis iklim. (unsplash/paoocara)
KITA semua butuh bergerak cepat untuk memberantas krisis iklim. International Monetary Fund (IMF) menuliskan bahwa banyak solusi untuk mengatasi pemanasan global.
Seperti menangkap karbon langsung dari udara dan menguburnya jauh di dalam bumi. Ini tidak hanya rumit, tapi belum teruji, dan mahal.
Baca juga:
Padahal, tanpa kita sadari ada solusi gratis dan mulia untuk mengatasi krisis iklim. Melindungi paus ialah jawabannya. IMF menyebut paus sebagai "Nature's Solution" atas krisis iklim.
Ahli biologi kelautan menemukan paus memainkan peran penting dalam menangkap karbon dari atmosfer. Potensi penangkapan karbon paus benar-benar mengejutkan.
Paus mengakumulasi karbon di tubuhnya selama umur panjang mereka, setiap paus besar rata-rata menyerap 33 ton CO2. Saat mereka mati dan tenggelam ke dasar laut, itu menghilangkan karbon itu dari atmosfer selama berabad-abad.
Sementara itu, sebatang pohon hanya menyerap hingga 48 pon CO2 setahun. Artinya paus lebih efektif dalam menangkap karbon daripada pohon.
Selain itu, dimanapun ditemukannya paus di laut, ada juga populasi beberapa fitoplankton terkecil. Ini karena kotoran paus memiliki efek pengganda berisi besi dan nitrogen yang dibutuhkan fitoplankton untuk tumbuh.
Makhluk mikroskopis ini tidak hanya menyumbang setidaknya 50 persen dan mereka melakukannya dengan menangkap sekitar 37 miliar metrik ton CO2. Diperkirakan 40 persen dari semua CO2 yang dihasilkan.
"Sebagai perbandingan, kami menghitung bahwa ini setara dengan jumlah CO2 yang ditangkap oleh 1,70 triliun pohon, senilai empat hutan Amazon, atau 70 kali lipat jumlah yang diserap oleh semua pohon di Taman Nasional dan Negara Bagian Redwood AS setiap tahun," tulis laporan IMF.
Lebih banyak fitoplankton berarti lebih banyak penangkapan karbon. Sayangnya, saat ini banyak spesies populasi paus menurun. Bahkan ada yang terancam punah seperti paus north atlantic right dan paus biru.
Baca juga:
Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis
Melansir BBC, diperkirakan tidak lebih dari 25.000 ekor paus biru yang hidup di dunia saat ini. Padahal dulu, populasi paus mencapai empat sampai lima juta.
World Wildlife Fund melaporkan bahwa diperkirakan minimal 300.000 paus dan lumba-lumba dibunuh setiap tahunnya.
"Faktor-faktor yang berkontribusi pada penurunan populasi paus seperti overfishing, polusi, konstruksi bendungan atau jembatan, berperahu pribadi atau komersial, perburuan paus komersial," tulis Whale Facts.
Juga ditambah lagi akibat krisis iklim yang membuat laut menjadi semakin panas dan menghilangnya es laut di Arktik dan Antartika. Hal ini membuat paus kesulitan mencari makanan.
Berupaya untuk membantu paus mendapatkan perlindungan yang dibutuhkan, IMF mencari tahu nilai secara ekonomi yang dimiliki para paus.
IMF melakukan estimasi rata-rata nilai ikan paus besar dengan menentukan nilai karbon yang diserap oleh paus selama masa hidupnya. Penentuan ini menggunakan perkiraan ilmiah tentang jumlah yang disumbangkan paus untuk penyerapan karbon, harga pasar karbon dioksida, dan teknik finansial mengenai discounting.
Populasi paus juga memiliki nilai sangat tinggi dalam sektor ekonomi. "Perkiraan konservatif kami menyebutkan nilai rata-rata paus besar, berdasarkan berbagai aktivitasnya, dengan mudah bernilai lebih dari satu triliun dolar untuk populasi paus besar saat ini," tulis laporan IMF. (lev)
Baca juga:
Perubahan Iklim: Seluruh Acara Olahraga Bertarung Melawan Waktu
Bagikan
Berita Terkait
Setiap Hari Ada 67 Ribu Orang Meninggalkan Rumah Akibat Bencana Dari Perubahan Iklim
Pavilion Indonesia Dibangun di COP30, Targetkan Bawa Rp 16 Triliun Dari Perdagangan Karbon
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet