Headline

Kepala Badan Siber Klaim Kerusuhan di Papua Disebabkan Maraknya Berita Hoaks

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 30 Agustus 2019
  Kepala Badan Siber Klaim Kerusuhan di Papua Disebabkan Maraknya Berita Hoaks

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengimbau agar masyarakat Papua tidak mudah terpengaruh dengan berita bohong atau hoaks.

Menurut Hinsa, selama ini berita bohong digunakan pelaku untuk mengadu domba hingga terjadi kerusuhan beberapa hari belakangan ini.

Baca Juga:

Layanan Seluler di Jayapura Terputus Akibat Ulah Orang Tak Dikenal

"Kalau tidak cermat menggunakan media informasi, itu bisa menimbulkan hal yang tidak baik," katanya kepada wartawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (30/8).

Lebih lanjut Hinsa meminta masyarakat untuk tak mudah terprovokasi. Selain itu, tetap bersabar dengan kabar yang belum tentu kebenarannya.

Rapat koordinasi masalah Papua di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta
Menko Polhukam Wiranto memberikan keterangan terkait kerusuhan di Papua di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta (MP/Kanu)

"Saya yakin saudara kita di Papua adalah yang cinta damai ya. Dan kita imbau, mudah-mudahan isu itu jangan mudah terpengaruh dan lainnya," kata Mantan Pangdam Cenderawasih ini.

Menurutnya, apabila ada pihak yang tidak suka dengan keamanan Papua, maka di era cyber information dari mana saja, pemberitaan bisa didapat dan diciptakan.

"Di era cyber ini berita dari mana saja bisa datang. Jadi tinggal di kita [menyikapinya] saja bagaimana. Nah itu kan kita ga bisa menyebutkan itu. Jadi, di dunia cyber, arah bisa dari mana saja. Pelakunya juga bisa perorangan bisa kelompok. Jadi, kita tidak boleh langsung menuduh, karena itu bisa dari mana-mana," ucapnya.

Hinsa Siburian menuturkan keberadaan akun medsos dari luar negeri usai pihaknya melakukan analisa. Akan tetapi, ia mengaku tidak bisa menyebut secara spesifik dari negara mana akun medsos itu berasal.

Baca Juga:

Fadli Zon: Pemblokiran Internet di Papua Sama Saja dengan Pembredelan Era Orde Baru

Selain itu, ia enggan memastikan apakah akun medsos di luar negeri itu dibuat oleh perorangan atau kelompok.

"Jadi di dunia siber arah bisa dari mana saja, pelakunya bisa perorangan atau kelompok. Jadi kita tidak boleh langsung menuduh karena bisa dari mana-mana," ujarnya.

Seperti diketahui, pasca kejadian yang menimpa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, kondisi sejumlah kota di Papua terus memanas. Kondisi itu disebut-sebut sebagian besar dipengaruhi oleh maraknya berita bohong.

Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Informasi dan Komunikasi sempat membatasi akses data seluler di Papua. Langkah tersebut terpaksa dilakukan untuk mencegah maraknya peredaran informasi menyesatkan yang diterima masyarakat Papua.(Knu)

Baca Juga:

Jaringan Internet di Papua Masih Diblokir, Ombudsman Panggil Menkominfo Rudiantara

#Badan Siber Dan Sandi Negara #Berita Hoax #Penyebar Hoaks #Demo Rusuh
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Bikin WA Grup Khusus, 17 Orang Ditangkap Termasuk Anak Bawah Umur Terkait Demo Rusuh Solo
Mereka yang ditangkap tergabung WA Grup khusus “Budal Ngetan” yang dibikin siang hari sebelum kerusuhan terjadi..
Wisnu Cipto - Sabtu, 20 September 2025
Bikin WA Grup Khusus, 17 Orang Ditangkap Termasuk Anak Bawah Umur Terkait Demo Rusuh Solo
Indonesia
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Definisi penghilangan paksa adalah adanya pihak yang memaksa untuk menghilangkan seseorang
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Indonesia
Polda Jatim Amankan 997 Orang dalam Demonstrasi Anarkis, Catat Kerugian hingga Rp 256 Miliar
Sebanyak 682 orang sudah dipulangkan, sedangkan 315 masih menjalani proses hukum.
Frengky Aruan - Kamis, 18 September 2025
Polda Jatim Amankan 997 Orang dalam Demonstrasi Anarkis, Catat Kerugian hingga Rp 256 Miliar
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : PBB Nyatakan DPR Ilegal karena Terindikasi Korupsi Sistematis
PBB menemukan anggota dewan terlibat dalam korupsi.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
[HOAKS atau FAKTA] : PBB Nyatakan DPR Ilegal karena Terindikasi Korupsi Sistematis
Indonesia
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Di mana 16 di antaranya ditetapkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Siber (Ditreskrimsiber) lantaran menyebarkan konten provokatif, hasutan, serta berita bohong di media sosial.
Frengky Aruan - Selasa, 16 September 2025
42 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka oleh Polda Jabar terkait Demonstrasi Berujung Rusuh di Bandung
Indonesia
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Komisi I DPR mendorong kampanye agar satu orang memiliki satu akun media sosial. Sebab, akun tersebut dimanfaatkan untuk menggiring opini hingga menyebarkan hoaks.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Indonesia
Setelah Penangkapan para Perusuh, Polda Metro Bantah Rumor Incar para Pendemo untuk Dipidana
Proses penyidikan terhadap para tersangka kerusuhan dilakukan secara profesional dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
Setelah Penangkapan para Perusuh, Polda Metro Bantah Rumor Incar para Pendemo untuk Dipidana
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : BEM UI Peringatkan Masyarakat tidak Keluar Malam karena Ada Operasi Penembak Misterius
BEM UI tidak pernah mengeluarkan imbauan tersebut.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
[HOAKS atau FAKTA] : BEM UI Peringatkan Masyarakat tidak Keluar Malam karena Ada Operasi Penembak Misterius
Indonesia
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Generasi rentan terdiri dari pengemudi ojek daring, kurir e-commerce, freelancer digital, hingga content creator kecil.
Dwi Astarini - Senin, 15 September 2025
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Dunia
Nepal Bakal Bubarkan Parlemen, Umumkan Keadaan Darurat dan Bentuk Pemerintahan Sementara
tentara dikerahkan ke seluruh negeri pada awal pekan ini setelah aksi kekerasan meningkat. Perintah larangan dan jam malam juga diberlakukan pada Selasa malam.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 13 September 2025
Nepal Bakal Bubarkan Parlemen, Umumkan Keadaan Darurat dan Bentuk Pemerintahan Sementara
Bagikan