Kendalikan Virus Korona, Tiongkok Alokasikan Hampir Rp2 Triliun


Para penumpang kereta cepat baru tiba di Stasiun Tianjin, Kamis (22/1) malam, dengan mengenakan masker untuk menghindari wabah virus corona di Wuhan. (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
MerahPutih.com - Kementerian Keuangan Tiongkok telah mengalokasikan dana sebesar 1 miliar yuan atau sekitar Rp1,97 triliun untuk mendukung Pemerintah Provinsi Hubei dalam mengendalikan wabah virus korona yang melanda wilayah tersebut.
Ini merupakan langkah konkret di Tiongkok dalam mengatasi virus korona jenis baru yang menyebabkan radang paru-paru berat (pneumonia). Demikian diberitakan media resmi setempat, Jumat (24/1), dikutip Antara.
Baca Juga:
Hingga Kamis (23/1) malam, penyebaran virus yang diduga berasal dari ular dan kelelawar itu telah menyebabkan 617 orang menderita pneumonia berat, sebanyak 17 di antaranya meninggal dunia.
Di Provinsi Hubei sebagai tempat ditemukan kasus pertama pada 5 Januari 2020, telah terdeteksi 444 kasus. Virus tersebut telah menyebar ke 25 provinsi/kota setingkat provinsi di Tiongkok dan beberapa negara lain.
Akses menuju Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, telah ditutup total sejak Kamis (23/1) pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB).

Pintu tol dari berbagai arah menuju Wuhan, seperti Gongjialing, Xiaojunshan, Hannan, Beihu, Huashan, Baiquan, Qinglong, dan Xihu ditutup total hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Demikian halnya dengan stasiun kereta api dan bandara.
Sempat terjadi penumpukan calon penumpang kereta api cepat di Stasiun Tianjin yang hendak mudik Tahun Baru Imlek bersama keluarganya di Wuhan pada Kamis malam.
Baca Juga:
Para petugas stasiun dan pramugari kereta api cepat juga telah mengenakan masker berstandar khusus untuk menghindari paparan virus mematikan tersebut.
"Kami yang di kampus juga tidak bisa keluar ke mana-mana," kata seorang mahasiswa asal Indonesia di salah satu kampus di Wuhan yang tidak bersedia menyebutkan namanya itu saat dihubungi Antara dari Tianjin.
Di Provinsi Hubei terdapat 428 warga negara Indonesia yang seluruhnya berstatus mahasiswa. Sekitar 200 di antaranya tinggal di Wuhan dan kuliah di delapan kampus berbeda.
Kedutaan Besar RI di Beijing sampai saat ini belum menerima laporan mengenai adanya warga negara Indonesia yang terpapar virus tersebut. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik
