Kenali Risiko dan Efektivitas Vaksin COVID-19 pada Lansia
Vaksinasi untuk orang lanjut usia. (Foto: Bioworld)
COVID-19 dapat menyerang segala usia, terutama lanju tusia(lansia). Kelompok usia ini lebih rentan karena sistem imun mereka yang semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa berusia diatas 60 tahun, terutama mereka yang memiliki penyakit
penyerta atau komorbid, lebih mungkin mengalami infeksi virus Corona yang lebih parah bahkan mematikan dibandingkan kelompok usia lainnya.
Baca juga:
Data yang dirilis oleh Gugus Tugas menunjukkan 10,7% kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menyerang kalangan lansia (di atas 60 tahun). Kasus pasien meninggal dari kelompok usia ini mencapai 48,8%. Ini menjadikan kelompok usia tersebut dengan jumlah kasus meninggal dunia tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Beberapa cara yang dapat menekan angka penularan virus COVID-19 pada lansia yakni dengan menjaga nutrisi harian serta pemberian vaksin. Kendati demikian, pemberian vaksin pada lansia harus dilakukan secara hati-hati dan melalui proses screening yang ketat sebelum dokter memutuskan untuk memberi persetujuan vaksinasi.
Dokter Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatric FKUI RSCM, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M-Epid, FINASIM menekankan pentingnya mempersiapkan lansia agar vaksinasi bekerja dengan optimal. “Hal yang perlu dipertimbangkan perihal vaksinasi pada lansia adalah terjadinya disfungsi imunitas karena usia," terangnya. Hal ini berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal.
Immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat dari kombinasi penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.
Baca juga:
Selain itu, adanya penyakit penyerta atau komorbid juga meningkatkan terjadinya linflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko infeksi, peningkatan risiko kanker, peningkatan risiko penyakit autoimun, penurunan respon terhadap imunisasi dan penurunan respon terhadap pengobatan infeksi.
Lebih jauh, Prof. Siti juga mengingatkan kondisi khusus yang memengaruhi tingkat efektivitas vaksinasi pada lansia. Faktor-faktor yang memengaruhi ada dua, yakni faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu usia dan jenis kelamin. Adapun faktor ekstrinsik yaitu penggunaan obat-obatan.
"Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada lansia berperan penting pada efektivitas vaksin tersebut,” papar Prof. Siti. Untuk nutrisi Prof. Siti juga mengingatkan kalori, protein, dan mikronutrien penting untuk tulang, otot, dan fungsionalitas.
Ia merekomendasikan agar jumlah kalori minimal di atas 21kcal/kg berat badan, protein 1.0-1.5g/kg berat badan perhari hari (25-30g) tiap kali makan, dan suplemen apabila diperlukan. "Tetap perlu dicek dengan dokter," demikian anjurnya. (avia)
Baca juga:
Dolly Parton Mendapatkan Vaksin Moderna yang Dia Bantu Danai
Bagikan
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
PDPI Beberkan Dosa-Dosa Gaya Hidup Pemicu ISPA dan Cara Menghindarinya Tanpa Ribet
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat