Kemenparekraf Resmi Tutup Program Beli Kreatif Danau Toba


Danau Toba yang menjadi salah satu prioritas wisata di Indonesia. (Foto: Pixabay/travelphotographer)
KEMENPAREKRAF (Kementrian Parawisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Parawisata dan Ekonomi Kreatif) pada akahir bulan lalu (27/06) secara resmi menutup program Beli Kreatif Danau Toba (BKDT) yang baru berjalan tiga bulan.
Sebelumnya program Beli Kreatif Danau toba adalah program yang diluncurkan Kemenparekraf sebagai bagian dari gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) pada tahun ini. Itu dilakukan untuk mendorong UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di salah destinasi super prioritas, Danau Toba.
Baca Juga:

Program itu diikuti oleh 200 pelaku kreatif subsektor kuliner, kriya, dan fashion dari wilayah kabupaten/ kota sekitar Danau toba dan Sumatra Utara.
Mengutip dari kemenparekraf.go.id, Sandiaga Salahuddin Uno selaku Kemenparekraf mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam segala bantuan dan kerja sama yang terjalin. Dia melihat program BKDT bisa berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi para pelaku kreatif.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian Keuangan (Dirjen Bea dan Cukai, Dirjen Pajak dan PKN STAN) serta BUMN (PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pos Indonesia) yang sudah menjadi satu kesatuan dalam memberikan kontribusi terhadap kenaikan omzet para peserta hingga mencapai rata-rata lebih dari 100 persen perbulan," kata Sandiaga.
Program Beli Kreatif Danau Toba telah memunculkan dampak yang positif yaitu meningkatnya 3 kali lipat jumlah tenaga kerja. Selain itu, program ini memfasilitasi para peserta dengan promosi secara terintegrasi melalui own media dan paid media serta fasilitas gratis ongkir pengiriman ke semua tujuan baik Indonesia maupun luar negeri.
Baca Juga:
Menparekraf Dukung Sistem Transportasi Terintegrasi Pariwisata

Selain itu, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Yuana Rochma Astiti, menjelaskan dengan adanya program ini, total omset peserta selama tiga bulan mencapai Rp22.720.967.647 dengan rata-rata omzet perbulan sebesar Rp7.573.655.882. Jumlah itu,naik sebesar 102 persen dari omzet sebelum pendampingan program BKDT yaitu Rp3.755.904.060,- perbulan. Lalu ditambah denngan program gratis ongkir kolaborasi dengan PT Pos Indonesia menyumbang pencapaian omzet sebesar Rp523.642.350.
Dengan adanya program BKDT, jelas tidak hanya berhasil dalam menaikan omzet, namun berhasil memberikan ilmu baru kepada pengusaha kreatif. Seperti ilmu pembukuan keuangan, pemasaran, branding & trust, hingga pengemasan dan fotografi produk.
Disayangan program ini harus dihentikan mengingat kenaikan angka orang terpaparnya COVID-19 di Indonesia meningkat. Ini membuat segala kegiatan kerumunan harus ditutup agar mengurangi risiko paparan virus. Semoga dengan pemberhentian sementara ini hanyalah sementara mengingat banyak sekali sektor pariwisata di Indonesia merugi akibat adanya pandemi COVID-19. (jhn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
