Kemenkes Tetap Lakukan Surveilans Evaluasi Pelaksanaan PTM
PTM.(Foto: Antara)
MerahPutih.com - Penutupan sekolah di tengah pandemi COVID-19 telah menurunkan sistem kualitas pendidikan di banyak negara di dunia. Selain itu, dari studi bank dunia, mendapatkan hasil pencapaian years of schooling juga terlihat menurun
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memperkirakan , bila sekolah terus melaksanakan pembelajaran jarak jauh maka kemungkinan pendapatan di masa depan akan jauh lebih rendah dari kondisi saat ini.
Baca Juga:
Langgar Prokes saat PTM, Ratusan Siswa dan Guru di Solo Dites Swab Antigen
Ia mengatakan, dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, sekolah harus memastikan telah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik di lingkungan sekolah.
Sekolah juga sudah harus mendapatkan izin pembukaan pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran tatap muka harus dilakukan atas izin orang tua siswa, yang berarti orang tua juga harus terlibat aktif dalam menyiapkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Kembalinya anak-anak ke sekolah perlu kita lindungi agar tidak tertular COVID-19," ujar Nadia.
Selain dengan menjalankan protokol kesehatan yang tepat, cakupan vaksinasi yang tinggi pada dewasa atau sasaran lainnya juga akan memberikan perlindungan kepada anak-anak.
Pemerintah Indonesia juga melakukan surveilans untuk bisa mengevaluasi pelaksanaan dari pembelajaran tatap muka. Hasil evaluasi itu akan digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan atau menunda sebuah pembelajaran tatap muka. Itu menjadi bagian dari kewaspadaan pemerintah.
Kepala daerah diharapkan dapat mendukung pelaksanaan strategi surveilans COVID-19 yang terstandar untuk evaluasi pembelajaran tatap muka. Peran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di daerah juga perlu diaktifkan termasuk untuk pelaksanaan surveilans sekolah tersebut.
"Strategi surveilans harus dilakukan bersama-sama dengan pengujian COVID-19 tinggi bagi orang yang bergejala dan pelacakan kontak erat di lingkungan satuan pendidikan," katanya.
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, keluarga terkhusus orang tua harus memastikan anak sehat dan memahami untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan baik sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
"Pada saat kita sudah siap memutuskan anak untuk ikut pembelajaran tatap muka, maka orang tua dan seluruh anggota keluarga wajib memastikan anak tersebut fit dan sehat untuk pergi ke sekolah," kata Reisa. (Asp)
Baca Juga:
Ratusan SMA/SMK di DIY Gelar Uji Coba PTM Pekan Depan
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
KDM Terbitkan SE Larangan Hukuman Fisik di Sekolah, Semua Jenjang Wajib Patuh
49.152 Warga Jakarta Mengidap TBC, Ini Yang Dilakukan Gubernur Pramono
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah
Berkaca dari Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pramono: Bullying Tidak Boleh Terulang Kembali
Stop Rebahan di Usia Senja! Sekolah Lansia di Jakarta Bikin Kakek-Nenek Kembali Semangat Belajar dan Melek Literasi Digital
Terkejut Ada Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Menteri PPPA: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman!
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Kapolda Metro Ungkap Detik-Detik Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Kejadian saat Salat Jumat
BPBD DKI Ungkap Kronologi dan Jumlah Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Polisi Temukan Benda Mirip Senpi