Kelompok Radikal dan Garis Keras Gigit Jari Lihat Pertemuan Prabowo-Jokowi

Presiden Jokowi menerima Prabowo Subianto di Istana Negara (Foto: Biro Pers Setpres)
Merahputih.com - Pakar Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menilai pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo berdampak positif. Salah satunya membuat kelompok radikal merasa panas dan terpojok.
Menurut Stanislaus, dua kelompok besar pendukung Prabowo dan Presiden Jokowi bakal bersatu membangun Indonesia ke depan lebih baik.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Terima Prabowo di Istana Merdeka, Ini Isi Pembicaraan Keduanya
“Kelonpok berpaham radikal yang menjadi oposisi tentu akan semakin terdesak karena kehilangan tempat untuk eksis secara politik,” kata Stanislaus kepada wartawan, Sabtu (12/10).
Stanislaus memandang bahwa pertemuan Prabowo dengan Jokowi itu adalah langkah yang tepat untuk membuktikan bahwa kedua tokoh nasional itu memiliki komitmen yang sama untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.
“Rekonsiliasi dua tokoh penting yang bertanding dalam pilpres ini sangat bagus karena membuktikan bahwa kepentingan negara di atas kepentingan politik,” ujar Stanislaus.

Kemudian pertemuan keduanya akan membuat suasana pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019, yakni Joko Widodo dan KH Maruf Amin tanggal 20 Oktober 2019 nanti bisa diperkirakan berlangsung kondusif.
“Momen pelantikan Presiden dalam beberapa hari akan lebih kondusif dengan seringnya Joko Widodo dan Prabowo Subianto bertemu dan berdiskusi,” tambah anggota program doktoral Universitas Indonesia ini.
Selain itu, Stanislaus juga menilai pertemuan kedua tokoh yang sempat bertarung dalam Pilpres 2019 itu juga mematahkan asumsi bahwa Prabowo Subianto masih melakukan upaya perlawanan dalam merebut kekuasaan. Dan bagi pihak yang masih tidak terima dengan hasil Pilpres dan menjagokan Prabowo sebagai Presiden tidak merepresentasikan langkah politik Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
“Sekaligus mematahkan niat dari kelompok-kelompok yang masih terpapar residu pilpres, yang belum bisa move on, sehingga melakukan hal-hal yang sifatnya kontraproduktif dan mengganggu stabilitas nasional,” jelas dia.
Baca Juga:
Gerindra Minta Jatah Menteri, Arief Poyuono: Ngapain Malu-Malu Demi Bangun Negara?
Perlu diketahui, bahwa Prabowo Subianto memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta. Dalam pertemuan kedua tokoh tersebut, berbagai topik dibahas, termasuk bagaimana peran Partai Gerindra akan siap bersinergi dengan pemerintah Jokowi di periode kedua nanti.
“Saya sampaikan ke beliau, kalaupun kami diperlukan (di pemerintahan), kami siap membantu. Dan kami akan memberikan gagasan optimis. Kami yakin Indonesia bisa tumbuh, bisa bangkit cepat,” kata Prabowo di Istana. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu

Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora
