Aerobik, Salah Satu Penyebab Penularan COVID-19 di Korea Selatan


Kelas kebugaran menjadi pusat penularan Corona (Foto: Unsplash/Geert Pieters)
PADA awal Februari, sekelompok instruktur kelas kebugaran di Korea Selatan berkumpul untuk mengadakan workshop. Sesi workshop terdiri dari empat jam aerobik intens bersama 27 orang di ruangan kecil. Tanpa mereka ketahui, delapan dari peserta mengidap COVID-19 tanpa gejala.
Kurang dari sebulan kemudian, virus tersebut telah menginfeksi 112 orang di 12 fasilitas kebugaran berbeda di wilayah tersebut. Menurut CDC, semua orang yang terinfeksi itu diketahui pernah menghadiri kelas aerobik.
Baca juga:

Sebuah laporan menyebutkan merebaknya kasus tersebut dikarenakan instruktur kelas aerobik yang berasal dari workshop bulan Februari. Ia diketahui mengajar kelas kebugaran dengan gejala COVID-19 ringan seperti batuk.
Sekitar 50 persen dari 112 kasus yang ditemukan telah ditularkan dari instruktur kepada partisipan. 54 dari 214 partisipan ditemukan telah terpapar di kelas, yang berarti 26 persen dari seluruh partisipan kelas aerobik tersebut tertular COVID-19.
Rata-rata dari setiap partisipan mulai mengalami gejala sekitar 3,5 hari setelah menghadiri kelas aerobik. Kemudian mereka menularkan COVID-19 kepada keluarga, teman, hingga rekan kerja.
Baca juga:
WHO Sebut COVID-19 Mungkin Tidak Akan Pernah Hilang Dari Dunia

Melansir laman Business Insider, penelitian telah menemukan bahwa orang dapat sangat menulari dan menyebarkan virus tanpa menunjukkan gejala. Dalam laporan ini, lebih dari 25 persen kasus benar-benar tidak menunjukkan gejala.
Menurut para peneliti penularan COVID-19 di aerobik terjadi karena banyak orang berkeringat di ruang kecil. Aliran udara, ruangan lembap dan gerakan intens yang membuat berkeringat dapat menyebabkan transmisi tetesan (droplet). Partikel virus akan mudah menyebar ke orang lain di ruangan itu.
Menariknya, laporan itu menemukan tidak ada partisipan pada kelas yoga dan pilates yang tertular COVID-19. Padahal kelas yoga dan aerobik dihelat di saat yang sama. Kemungkinannya dikarenakan kelas yoga hanya dihadiri jumlah partisipan yang lebih sedikit, yakni 7-8 orang. Gerakan yoga juga lambat, sehingga tidak membuat partisipan terlalu berkeringat.
Kesimpulannya, para peneliti merekomendasikan agar setiap orang menghindari berkeringat di ruang tertutup. Bahkan, sebaiknya tidak menghadiri sebuah pertemuan dalam bentuk apapun walau hanya dalam kelompok kecil. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
