Kapan Hypnoterapi Dibutuhkan Seseorang?


Hipnoterapi (Foto: Ist)
HIPNOTERAPI memang sering digunakan sebagai terapi untuk memodifikasi perilaku, isi perasaan, sipak, kecemasan, stress hingga manajemen rasa sakit. Hipnoterapi dilakukan pada seseorang dalam kondisi hipnosis, atau tidurnya sistem saraf.
Pertanyaannya kapan terapi ini dibutuhkan oleh seseorang?
Dilansir dari Antaranews.com, seorang hipnoterapis, Nabila Ghasanni menjelaskan terapi ini bisa digunakan jika seseorang punya permasalahan yang terus berulang. Misalnya pada penyanyi Yura Yunita yang mengaku kesulitan untuk mencapai nada tinggi.
Baca juga:
Cardi B Donasikan USD1.000 'Setiap Jam' Untuk Orang Terdampak COVID-19

Setelah dicari tahu masalahnya, Yura ternyata memiliki trauma di masa kecil. "Ini salah satu metode terapi psikis, ketika kita tahu kalau punya masalah dan itu terus berulang dan muncul terus-menerus. Itu waktunya kita butuh bantuan profesional," ucap Nabila saat bincang-bincang bersama Yura Yunita di YouTube.
Hal yang menarik, banyak yang salah kaprah pada hipnoterapi. Kebanyakan orang berpikir setelah melakkan hipnoterapi maka ia akan lupa terhadap masa lalu. Padahal itu tidak benar, terapi justru memperbaiki persepsi salah yang menyebabkan seseorang trauma.
Baca juga:

"Ini dilakukan dengan sangat sadar, itu namanya self hipnosis. Jadi diri kita harus mengizinkan bukan kayak yang di ATM duitnya diambil terus lupa. Ini kayak kita bangun tidur dan sebelum tidur. Di situ kita bisa ngomong sama pikiran bawah sadar kita dan ketika ada trauma, ya kita pulihkan," tuturnya.
"Kayak kamu punya trauma, kita cari di mana akarnya kalau udah ketemu kita pulihkan. Kamu coba sampaikan yang enggak sempat diucapin dan memaafkan masa lalu," lanjut Nabila.
Menurut Nabila banyak orang Indonesia berpikir bertemu psikolog atau terapis dianggap memiliki gangguan jiwa. Padahal meminta bantuan seorang profesional untuk memulihkan batun sangat diperlukan. "Setiap orang punya luka dan masa lalu. Jadi bukan sakit jiwa tapi kamu punya luka dan bagus banget kalau sadar dan berniat untuk memulihkan luka tersebut," jelasnya. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
