Pilpres 2019

Kalah versi Hasil Survei, Kubu Prabowo-Sandi Dinilai Gunakan Segala Cara Jatuhkan Jokowi

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 08 Maret 2019
 Kalah versi Hasil Survei, Kubu Prabowo-Sandi Dinilai Gunakan Segala Cara Jatuhkan Jokowi

Pasangan Prabowo-Sandi saat Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Jakarta, Minggu (23/9) (Foto: Twitter @fadlizon)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pengamat politik Wempy Hadir menilai kubu Prabowo-Sandi tengah melakukan segala cara untuk menjatuhkan Jokowi. Hal itu, menurut Wempy disebabkan oleh selisih elektabilitas yang lumayan jauh antara pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi dalam sejumlah survei yang dirilis belakangan ini.

Lebih lanjut peneliti pada Indo Polling Network, dalam beberapa survei yang dipaparkan lembaga riset dan konsultan politik, pasangan Prabowo-Sandi kalah dengan margin 20 persen dari pasangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Dengan jarak elektabilitas yang cukup besar membuat kubu Prabowo-Sandi menghalalkan segala cara untuk bisa menggerus suara Jokowi.

Salah satunya melalui serangan menggunakan isu-isu seperti marak korupsi, intervensi asing hingga kemiskinan.

Ilustrasi kampanye hitam
Ilustrasi kampanye hitam lewat tabloid (MP/Ismail)

"Misalnya saja mereka melakukan kampanye downgrading paslon lain. Tujuannya jelas, agar simpati publik terhadap lawan politik menurun dan beralih kepada pasangan diusungnya, "kata Wempy kepada merahputih.com di Jakarta, Jumat (8/3).

Direktur Nation and Character Building Institute Jakarta itu menjelaskan cara kampanye negatif yang gencar dilakukan kubu Prabowo tidak bagus bagi masyarakat atau pemilih.

"Mestinya masyarakat disuguhkan dengan strategi membangun Indonesia jika terpilih nanti, "papar Wempy.

Dengan mengedapankan strategi pembangunan dan visi kebangsaan, publik bisa mendapat gambaran seperti apa bangsa ini jika pasangan yang didukungnya menang.

"Kampanye negatif yang menyerang secara personal hanya mengkonfirmasi bahwa sang calon miskin gagasan dan tidak memiliki strategi pembangunan, " tandas Wempy Hadir.

Hal ini disampaikan Wempy menanggapi beredarnya video yang viral di media sosial dimana seorang ibu yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam video berdurasi 45 detik itu, ibu yang terlihat tengah bertamu ke rumah salah seorang warga, mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi akan menghapus kurikulum agama dan menghapus pesantren.(Knu)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Keluarga Jokowi Pesan Puluhan Kemeja Batik Dengan Motif Salam Jempol

#Kampanye Hitam #Pilpres 2019 #Pengamat Politik #Pelanggaran Pemilu
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Pengamat menilai kebijakan KPU berisiko meloloskan calon pemimpin dengan ijazah palsu.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 15 September 2025
Kebijakan KPU Batasi Akses Ijazah Capres/Cawapres, Pengamat Politik: Berpotensi Langgar Keterbukaan Publik
Indonesia
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
KPU tak membuka ijazah capres-cawapres ke publik. Pengamat politik, Jerry Massie, mengkritik kebijakan tersebut. Ia menyebut KPK berpotensi melanggar Undang-undang.
Soffi Amira - Senin, 15 September 2025
KPU tak Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, Pengamat: Berpotensi Langgar Undang-undang
Indonesia
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Kini, banyak wakil menteri yang merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN. Pengamat politik menilai jika pemerintahan Prabowo tak terarah.
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
Banyak Wamen Rangkap Jabatan jadi Komisaris BUMN, Pengamat Nilai Pemerintahan Prabowo tak Terarah
Indonesia
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Rencana soal TNI menjaga gedung Kejaksaan kini ditolak. Pengamat pun menilai, bahwa TNI merupakan aparat pertahanan dan bukan keamanan.
Soffi Amira - Selasa, 13 Mei 2025
Rencana TNI Jaga Gedung Kejaksaan Ditolak, Pengamat: Mereka Bukan Aparat Keamanan
Indonesia
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Pengamat Politik, Jerry Massie, memprediksi bahwa Gibran akan menjadi lawan Prabowo di Pilpres 2029.
Soffi Amira - Jumat, 25 April 2025
Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029
Indonesia
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Pengamat politik sebut pemecatan Jokowi salah kaprah, publik sudah tak kaget dengan kondisi tersebut.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 18 Desember 2024
Langkah Terlambat PDI-P Memecat Jokowi, Pengamat: Percuma, Dia sudah Tak Punya Power
Indonesia
Ribka Tjiptaning Minta Pelaku Kecurangan Pileg 2024 Diproses Hukum
Ribka Tjiptaning meminta pelaku kecurangan Pileg 2024 diproses sesuai hukum yang berlaku.
Soffi Amira - Kamis, 12 Desember 2024
Ribka Tjiptaning Minta Pelaku Kecurangan Pileg 2024 Diproses Hukum
Indonesia
Ada Dugaan Pelanggaran Pilkada, Bawaslu DKI Panggil Grace Natalie hingga Maruarar Sirait
Bawaslu DKI panggil Grace Natalie hingga Maruarar Sirait terkait pelanggaran Pilkada 2024.
Soffi Amira - Jumat, 06 Desember 2024
Ada Dugaan Pelanggaran Pilkada, Bawaslu DKI Panggil Grace Natalie hingga Maruarar Sirait
Indonesia
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Gus Miftah berpotensi masuk daftar reshuffle kabinet.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Gus Miftah Terancam Dicopot Prabowo Buntut Umpatannya kepada Pedagang Es Teh
Indonesia
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Pengamat politik Jerry Massie menilai, kemenangan Trump akan menguntungkan Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Pengamat: Indonesia Diprediksi Dapat Untung
Bagikan