Jangan Tunda Lagi Cari Tahu Dunia Investasi di The Investment House


Keinginan Gen Z memulai investasi harus dibarengi dengan edukasi investasi. (Unsplash-Frank Busch)
HASRAT Generasi Z (Gen Z) menyelami dunia investasi cukup tinggi. Laporan Jakpat Survey Report pada Desember 2021 mencatat sebanyak 41 persen Gen Z berusia 20-24 tahun memiliki resolusi memulai investasi di 2022.
Keinginan Gen Z memulai investasi tersebut harus dibarengi dengan kemampuan akan literasi keuangan khususnya investasi. Kadang keinginan tersebut tertunda lantaran mereka tak cukup cakap menimbang manfaat berikut risikonya.
Baca juga:
Ngapain Sih Betah Berlama-Lama Menggulir Layanan Pesan-Antar Makanan Sampai Seharian!
Di tengah kerisauan tersebut, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia membuka kantor perwakilan baru bernama The Investment House by Mirae Asset Sekuritas Indonesia dirancang sebagai galeri edukasi dan pusat investasi pasar modal di Pacific Century Place, SCBD (Sudirman Central Business District), Jakarta.
Kantor perwakilan ini dibuka untuk mengakomodasi kebutuhan investor agar dapat memiliki akses informasi serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan publik mengenai pasar modal.

CEO Mirae Asset Sekuritas, Tae Yong Shim, mengatakan Mirae Asset mempersembahkan Rumah Investasi Aset Mirae kepada publik dari individu sampai klien korporasi.
Rumah Investasi terletak di jantung SCBD tersebut menyediakan solusi dan layanan investasi komprehensif termasuk saham, obligasi, investment banking, reksa dana, research dan banyak lagi.
Baca juga:
Ngapain Harus Ditunda, Ayo Workout Demi Tubuh Lebih Sehat di Tahun 2022
“Pangsa pasar kami mencapai 10,48%. Besarnya pangsa pasar hingga dua digit ini merupakan pencapaian Mirae Asset Sekuritas Indonesia nan tercatat sebagai perusahaan sekuritas pertama di Indonesia sehingga berhasil membukukan rekor tersebut," kata Tae Yong Shim pada rand Opening of The Investment House by Mirae Asset Sekuritas Indonesia, (25/1).
Mirae Asset Sekuritas Indonesia membuka galeri edukasi beriringan dengan tren pertumbuhan investor pasar modal, khususnya investor ritel. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2021, jumlah SID (single investor identification) di Jakarta mencapai 14,78% dari jumlah total SID di Pulau Jawa.

Porsi aset investor di Pulau Jawa mencapai 96,20% dari jumlah total aset investor pasar modal. Sebanyak 84,11% dari jumlah aset itu merupakan investor berdomisili di Jakarta dengan nilai aset keseluruhannya mencapai Rp 3.240 triliun.
Dengan jumlah penduduk Jakarta sebanyak 10 juta jiwa, menurutnya, diyakini sebagai peluang untuk mendongkrak pertumbuhan investor ritel di Jakarta dan kawasan lainnya. Pada 2021, KSEI mencatat jumlah total investor pasar modal Indonesia sebanyak 7,4 juta orang.
Laksono W. Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Bursa Efek Indonesia mengatakan The Investment House menjadi oase di tengah meningginya keinginan beragam pihak beriventasi.
“The investment house merupakan gagasan luar biasa diinisiasi Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai one stop solution bagi investor dan calon investor dalam melakukan perjalanan finansial mereka,” kata Laksono Widodo. (*)
Baca juga:
Jangan Kebanyakan 'Tarsok', Segera Lamar Pekerjaan di Tahun 2022
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya

APBN 2026 Disahkan, Program MBG Jadi Salah Satu Fokus Utama dengan Rp 335 Triliun

JITEX 2025 Bukukan Transaksi Rp 14,3 Triliun, Jakarta Tampilkan Daya Saing Ekonomi Global

Tax Amnesty Jilid III Mencuat, ini nih Kriteria Bisa Dapat Pengampunan

Menkeu Purbaya Ungkap Defisit APBN Capai Rp 321,6 Triliun per Agustus 2025

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik

Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja

PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker

Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy
