Jangan Dianggap Sama, Ini Perbedaan Kimono dan Yukata


Demonstrasi pemakian kimono dan yukata di Japan Foundation (Foto: MP/Ikhsan Digdo)
PENGUNJUNG yang datang tampak tenang melihat dua orang itu di atas panggung. Mereka memperagakan cara menggunakan pakaian tradisional Jepang, Kimono dan Yukata. Acara demonstrasi kimono ini dihelat di Japan Foundation, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).
Adalah sensei Yuko Nakano, dan Miyuki Ishi yang memperagakan pemakaian demonstrasi kimono itu. Keduanya berasal dari Kyoto, Jepang. Yuko telah mendalami segala hal tentang kimono sejak kecil. Sementara Miyuki adalah seorang perancang kimono. Intinya mereka berdua ini fasih banget di bidang kimono.
Sekilas kimono dan yukata memang terlihat sama. Namun, sebenarnya dari segi bahan saja bahan kimono dan yukata berbeda. Kimono terbuat dari bahan sutera dan yukata dari katun. Berbahan tebal, kimono biasa digunakan saat musim dingin. Lalu, yukata lebih cocok digunakan di musim panas karena berbahan tipis.

Selain itu, kimono juga harus dikenakan menggunakan dalaman kaos. Namun yukata tidak. Artinya kimono memang berfungsi untuk menghangatkan badan. Yukata lebih nyaman digunakan saat musim panas. Rasanya pasti gerah banget kalau pakai kimono di musim panas. Sebaliknya kamu bakal menggigil menggunakan yukata di musim dingin. "Di Jepang ada 4 musim, jadi pemakaian kimono dan yukata menyesuaikan musim," tutur Yuko.
Pemakaian kimono juga hanya untuk acara formal. Misalnya upacara adat Jepang dan upacara remaja yang memasuki usia 20 tahun. Sebaliknya, yukata ialah pakaian kasual. Tanpa ada acara khusus dalam pemakaian yukata. Orang Jepang biasa mengenakan yukata di rumah. "Jadi kimono memang digunakan untuk acara khusus," sambung Miyuki.

Soal warna juga memiliki perbedaan. Baik kimono dan yukata untuk pria cenderung memiliki warna gelap. Untuk yukata dan kimono wanita lebih memainkan warna cerah. Motifnya sendiri juga bermacam-macam. Pemakain kimono pria juga lebih simple dari wanita. Yang pasti, kimono wanita tidak boleh menunjukkan lekukan tubuh.
Nah, sehubungan dengan hal ini, para wanita muslim juga bisa menggunakan kimono dan yukata. Tampilan kimono dan yukata sendiri sudah menutupi lengan dan mata kaki.

Meskipun di Jepang hijab belum menjadi tren untuk dipadukan dengan pakaian tradisional Jepang, semuanya bisa disesuaikan. Intinya sama saja, hanya menyesuaikan kombinasi warna yang tidak bertabrakan. "Saat ini memang belum ada perpaduan hijab dan kimono," papar Miyuki.
Tampilan kimono dan yukata untuk wanita juga cukup terlihat sederhana. Tidak perlu ada aksesoris untuk mempercantiknya. Cukup anting dan cincin. Pemakaian kalung tidak diperlukan. Intinya, kimono dan yukata ialah pakaian sederhana namun susah memakainya. Perlu bantuan orang lain saat memakainya. Biasanya paling cepat untuk memakaikan kimono membutuhkan waktu lima menit. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang

Indonesia dan Jepang Perkuat Diplomasi Olahraga, Fokus Cetak Atlet Kelas Dunia

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu

Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari

Lirik Crystalline Echo dari TENBLANK Gambarkan Cinta dan Luka

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Grass Wonder Wafat di Usia 30, Kuda Ikonik di Balik Karakter Umamusume

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi

KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat
