Indonesia Masuk Jajaran Negara dengan Tingkat Kematian Akibat COVID-19 Tertinggi di Dunia?


Ilustrasi COVID-19. Foto: Syaibatulhamdi/Pixabay
MerahPutih.com - Anggota Tim Komunikasi penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyinggung angka fatalitas tertinggi akibat COVID-19 yang melanda sejumlah negara.
Reisa menyebut, beberapa negara di Benua Amerika seperti Amerika Serikat, Brasil dan Peru, memiliki tingkat kematian corona yang sangat tinggi.
Baca Juga
Akibat COVID-19, Pemprov DKI Belum Berencana Gelar Ucapara 17 Agustus
Berdasarkan data realtime yang dipaparkan Worldometers, Amerika Serikat memiliki angka kematian tertinggi sebanyak 137.782 jiwa. Disusul Brasil sebanyak 72.151 jiwa.
"Negara kita bukan negara terbesar atau dengan kematian terbanyak akibat COVID-19, meski ini bukan berarti kita lengah dan tidak waspada," katanya, Senin (13/7).
Padahal, persentase kematian di RI melebihi rata-rata angka kematian corona tingkat global yang berada di 4,3-4,5 persen. Saat ini, Indonesia memiliki 3.656 kasus kematian (4,75%) akibat COVID-19 dari jumlah 76.981 penderita.

Menurut Reisa, tantangan Indonesia setelah 4 bulan menghadapi pandemi adalah menekan lonjakan kasus dan mencegah agar pasien COVID-19 tak membanjiri fasilitas kesehatan. Termasuk memberikan beban tambahan kepada tenaga medis.
"Berkat kerja keras bagian masyarakat dengan semangat gotong royong, hari ini kita berhasil sembuhkan lebih banyak orang, sebanyak lebih dari 35.600 orang pulih. angka kesembuhan kita capai 50 persen dari total kasus," kata Reisa.
Menurut Dokter Reisa, angka kesembuhan di Tanah Air kini sebesar 50 persen jika mengacu kasus positif nasional. Per hari ini saja total: angka sembuh pasien sebanyak 36.689 dan total kasus 76.981.
"Hari ini kita berhasil menyembuhkan lebih banyak orang. Lebih dari 35.600 orang, sudah pulih kembali. Angka kesembuhan kita mencapai sekitar 50 persen dari seluruh total kasusnya. Bukan berarti kita jadi lengah dan mulai tidak waspada," tegasnya.
Baca Juga
Menurut Reisa, persoalan penanganan virus corona bukan hanya pada sektor kesehatan. Imbauan pemerintah, maka dari itu, juga mengajak masyarakat dan pelaku usaha memulai dengan adaptasi kebiasaan baru. Banyak orang kehilangan pekerjaan bahkan usahanya sampai ditutup.
"Oleh karena itu, aktivitas masyarakat harus kembali ditingkatkan. Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Ini lah yang kita sebuh adaptasi kebiasaan baru," kata dia. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
