Ilmuwan Prancis Memotret Masa Depan Wayang Golek

Muchammad YaniMuchammad Yani - Sabtu, 01 Januari 2022
Ilmuwan Prancis Memotret Masa Depan Wayang Golek

Hiburan wayang golek di dies natalis Unpar. (Foto: unpar.ac.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KESENIAN tradisional wayang golek tetap eksis di tengah budaya digital. Hasil penelitian peneliti Prancis, Sarah Andrieu, menunjukkan minat masyarakat, khususnya masyarakat Sunda, terhadap wayang golek cukup meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Itu ditandai dengan menjamurnya komunitas pencinta wayang golek ataupun fans dari dalang tertentu menjadi faktor meningkatkan minat masyarakat akan seni tradisional tersebut. Komunitas ini bahkan berhasil merengkuh generasi milenial untuk mencintai wayang golek.

Baca juga:

Wisata Pantai di Banten Sepi Pengunjung di Malam Tahun Baru

Sarah melihat, para anggota komunitas mampu mengikuti pertunjukan wayang di mana saja. “Mereka cukup fleksibel mengikuti pertunjukan di daerah mana saja. Mereka biasanya datang sebagai rombongan,” ucap peneliti yang fasih berbahasa Indonesia dan Sunda tersebut.

Sarah menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara pada acara Keurseus Budaya Sunda “Langkung Wanoh ka Wayang Golék” yang digelar Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) secara virtual, dengan moderatori Ketua PDPBS Unpad Ganjar Kurnia, akhir Desember kemarin.

Nurul Maliki, pembuat kerajinan tangan boneka lilin wayangan bersama karyanya. (Foto: MP/Fredy Wansyah)
Nurul Maliki, pembuat kerajinan tangan boneka lilin wayangan bersama karyanya. (Foto: MP/Fredy Wansyah)



Kendati demikian, lanjut Sarah, pandemi COVID-19 sempat melumpuhkan sektor pementasan wayang golek. Pergelaran wayang baru diizinkan beberapa bulan ke belakang. “Kenapa tidak diizinkan dari awal, karena wayang golek penontonnya suka banyak sekali. Intinya (perkembangan wayang) sebenarnya sehat,” imbuhnya.

Posisi wayang golek yang telah mendapat perhatian sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak 2003, turut mempertahankan eksistensinya di masyarakat. Pascadiakui UNESCO tersebut, banyak masyarakat, khususnya masyarakat Sunda, yang menyadari peran penting dari pergelaran wayang golek.

Sarah menuturkan, meningkatnya atensi masyarakat disebabkan wayang bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Di dalamnya ada pertaruhan budaya, politik, agama, hingga kondisi sosial budaya yang tergambarkan dalam lakon yang diperankan.

Baca juga:

Piala Citra Festival Film Indonesia Sempat

Pertaruhan itu menunjukkan bahwa wayang golek bisa menjadi media untuk menggambarkan situasi Indonesia. Hal ini yang mendorong Sarah untuk meneliti dan mengeksplorasi wayang golek sejak 2005 dan sukses membawanya untuk pentas di Perancis.

Selain meningkatnya kesadaran masyarakat, pengakuan UNESCO juga melahirkan wacana baru untuk mengklaim identitas sebagai dalang wayang golek. Identitas ini dilakukan untuk mengklaim bahwa seni wayang asli Sunda ini memiliki kesetaraan dengan jenis wayang lainnya, seperti wayang kulit.

Minat masyarakat tentang wayang golek meningkat. (Foto: Pixabay/Vladvictoria)
Minat masyarakat tentang wayang golek meningkat. (Foto: Pixabay/Vladvictoria)



“Dulu ada keluhan dari dalang senior bahwa wayang golek tidak dihargai setara dengan wayang kulit. Adanya (pengakuan) UNESCO seolah-olah dalang punya peluang baru unuk memperjuangan status wayang golek di Indonesia maupun internasional,” papar Sarah.

Dalam kesempatan yang sama, dalang Apep AS Hudaya, menjelaskan, profesi dalang merupakan pekerjaan yang sulit dan kompleks. Ini disebabkan, dalang tidak hanya menguasai seni pewayangan, tetapi juga wajib menguasai ilmu karawitan, seni drama, lawak, dakwah, hingga politik, sosial, dan budaya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca juga:

Air Terjun Sitapigagan, Surga Tersembunyi di Danau Toba

#Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Tradisi
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Batik Wistara menawarkan enam motif khas Surabaya.
Wisnu Cipto - Rabu, 17 September 2025
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Politisi PKB itu mengapresiasi langkah Kemenpar dan Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) yang berkolaborasi dalam mengedepankan budaya sebagai daya tarik pariwisata Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet  Bagi Wisatawan Mancanegara
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Indonesia
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Posisi Anak Coki di Pacu Jalur ini umumnya diisi anak-anak yang kini tariannya menjadi viral secara global.
Wisnu Cipto - Selasa, 08 Juli 2025
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional
Indonesia
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Perda yang tengah disusun tersebut bakal menjadi dasar hukum pelestarian budaya Betawi yang lebih terstruktur dan spesifik, termasuk di dalamnya mengatur seni ondel-ondel.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Berita Foto
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Sejumlah pemain saat melakukan pementasan teater musikal bertajuk "Bawang Merah Bawang Putih" saat acarapeluncuran logo baru Indonesia Kaya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 03 Juni 2025
Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
Indonesia
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa upaya ini bukan untuk menghapus atau mendistorsi fakta
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan
Indonesia
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Urgensi penulisan sejarah Indonesia yang akan rampung pada tahun 2025 ini mencakup penghapusan bias kolonial
Angga Yudha Pratama - Selasa, 27 Mei 2025
Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia
Indonesia
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
5 museum menggelar program Night at the Museum khusus akhir pekan
Wisnu Cipto - Kamis, 15 Mei 2025
5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
Bagikan