[HOAKS atau FAKTA] Swab Test PCR Dapat Merusak Otak
![[HOAKS atau FAKTA] Swab Test PCR Dapat Merusak Otak](https://img.merahputih.com/media/85/04/d8/8504d891a90ecbc0eacdc3a871fe6acc.jpg)
Tes COVID-19. (Foto:MP/Ismail)
MerahPutih.com - Beredar informasi jika Swab Test PCR dapat merusak otak, karena hidung dimasukan alat yang berbentuk seperti cotton bud panjang ke rongga hidung dan rongga mulut.
NARASI
Dengan di logok2 gtu... Bsa jg kena Kelenjar Pineal/Cakra Mata Ketiga Manusia. Hingga lari ke otak
Baca Juga:
Puan: Harga Tes PCR Jangan Lebih Mahal dari Harga Tiket
FAKTA
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), Anton Sony Wibowo, menegaskan, tes swab hidung tidak akan menyebabkan kerusakan otak seperti yang dinarasikan dan beredar di media sosial. Sebab, tes usap ini tidak akan mencapai hingga penghalang darah otak.
Lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan. Anton mengatakan, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.
"Tidak benar narasi itu (swab test merusak otak). Tes swab hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut," kata Anton.
Sebaliknya, swab test sangat direkomendasikan dalam mendeteksi keberadaan virus corona penyebab COVID-19 pada manusia.
Dijelaskan, tes swab dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring ataupun orofaring pada pasien yang diduga terinfeksi virus corona. Tes ini juga dilakukan dengan cepat dan tidak terlalu rumit.

Diimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan informasi menyesatkan tersebut.
"Saya kira masyarakat tidak perlu khawatir, tidak mudah percaya informasi yang belum jelas sumber dan evidence-nya. Untuk tindakan medis yang sudah dilakukan pasti sudah ada kajian keamanan dan manfaatnya," ucap Anton.
Baca Juga:
Asosiasi Pilot Anggap Tes PCR Calon Penumpang Pesawat Tak Perlu
KESIMPULAN
Informasi test swab usap dapat merusak otak adalah tidak benar. Faktanya, tes swab tidak akan mencapai hingga penghalang darah otak dan lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
