Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Melesat 10,91 Persen Melebihi Nasional


Sejumlah toko di sebuah mal tidak beroperasi saat masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jakarta, Selasa (3/8). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
MerahPutih.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI, pertumbuhan ekonomi Jakarta melesat sebesar 10,91 persen secara year on year (YoY) di Q2-2021 melebihi catatan nasional.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Sri Haryati berterima kasih atas kerja keras berbagai pihak yang telah membantu DKI menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi. Sebab, selama empat kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta nilainya minus.
Baca Juga
Strategi Sri Mulyani Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi di 2021
"Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada Q2-2021 nilainya positif dan tumbuh double digit secara YoY, yakni 10,91 persen,” kata Sri Haryati.
Sri memaparkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini didorong dari beberapa faktor. Di antaranya, adanya momen Idul Fitri 1442 H, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13, serta relaksasi perpajakan kendaraan bermotor (PPnBM) yang dilakukan sejak Maret 2021.
Adapun, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku DKI pada Q2-2021 sebesar Rp 721,5 triliun. Pada PDRB menurut lapangan usaha, industri pengolahan penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,54 persen.

Kemudian, bidang perdagangan sebesar 2,01 persen, industri penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 1,59 persen, industri transportasi dan pergudangan sebesar 1,25 persen dan lain-lain sebesar 3,51 persen.
Sedangkan, pada PDRB menurut pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) menjadi penyumbang tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta, dengan kontribusi sebesar 5,14 persen. Sementara, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah berkontribusi sebesar 3,01 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto berkontribusi sebesar 2,05 persen dan lainnya sebesar 0,71 persen.
Pertumbuhan PKRT cukup tinggi di kuartal kedua 2021 ini karena didorong fenomena jumlah pelanggan listrik untuk rumah tangga tumbuh positif, jumlah pengunjung rekreasi meningkat dan konsumsi internet rumah tangga untuk Pendidikan dan pekerjaan meningkat.
"Hal ini seiring dengan adanya kebijakan Bekerja Dari Rumah (WFH) dan Sekolah Dari Rumah (SFH),” paparnya. (Asp)
Baca Juga
5 Sektor Jadi Penyumbang Terbesar Ekonomi Bisa Tumbuh 7,07 di Triwulan II 2021
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Komisi B DPRD DKI Minta Sertifikasi Sopir Transjakarta Digelar Rutin

Pemprov DKI Jelaskan Alasan Kenaikan Harga Cabai pada Pekan Ketiga September

Pramono Resmikan Universitas PTIQ sebagai Kampus Peradaban Alquran Internasional di Jakarta

Utilitas Jakarta Semrawut, Pansus SJUT Tengaskan tak Ingin Ada Korban Jiwa

Anggota DPRD DKI Jakarta Minta Pasar Tradisional Diperhatikan, Ada Temuan Kotoran Binatang Berserakan di Mampang

APBN 2026 Disahkan, Program MBG Jadi Salah Satu Fokus Utama dengan Rp 335 Triliun

Bukan Korea, Ini WNA yang Paling Sering Menikahi Perempuan Indonesia

PAM Jaya Berubah Jadi Perseroda, Muhammadiyah DKI Sebut Buka Ruang Tingkatkan Modal

Transjakarta 3 Kali Kecelakaan dalam Sebulan, Evaluasi Menyeluruh Gandeng KNKT

RDF Plant Rorotan Segera Beroperasi, Ahli Lingkungan ITB Minta Warga tak Khawatir
