Dampak Kelebihan dan Kekurangan Hormon Testosteron


Kadar hormon testosteron dalam tubuh pria normalnya berkisar 250 sampai 1.100 ng per dL. (Foto: Unsplash/Anastase Maragos)
HORMON testosteron yang ada pada pria berpengaruh terhadap libido, pembentukan massa otot, ketahanan energi, dan perubahan karakteristik seks sekunder pada anak laki-laki saat puber. Hormon testosteron ini juga ada di dalam tubuh perempuan.
Mengutip laman Alodokter, kadar hormon testosteron dalam tubuh pria normalnya berkisar 250 sampai 1.100 ng/dL (nanogram per desiliter) dengan kadar rata-rata 680 ng/dL. Ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron yang optimal untuk pria berkisar 400 sampai 600 ng/dL.
Hormon ini meningkat selama masa pubertas dan mencapai puncaknya ketika pria berusia sekitar 20 tahun. Setelah berusia 30 tahun ke atas, kadar hormon testosteron akan berkurang sekitar satu person tiap tahunnya. Jadi ketika pria mencapai usia 65 tahun lebih, hormon testosteron normal mereka bekrisar antara 350 sampai 450 ng/dL.
Baca juga:

Pada perempuan dewasa, hormon ini diproduksi di dalam ovarium dalam jumlah yang kecil, yaitu antara delapan sampai 60 ng/dL. Bersama dengan hormon seks perempuan, yaitu estrogen, hormon testosteron berperan memproduksi sel darah baru, meningkatkan libido, hingga memengaruhi hormon perangsang pelepasan sel telur.
Menurunnya kadar hormon testosteron pada pria bisa disebabkan oleh usia, infeksi pada testis, masalah tiroid, diabetes tipe dua, efek samping obat tertentu, stress, dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria akan mengalami gejala berkurangnya hasrat seksual, tulang menjadi lebih rapuh, meningkatkan lemak tubuh dan kolesterol, mudah lelah, timbulnya pembesaran kelenjar payudara, hingga gangguan tidur.
Baca juga:

Sedangkan para perempuan, kekurangan hormon testosteron dapat mengurangi libido atau gairah untuk melakukan hubungan seksual.
Di sisi lain, ada pula pria atau perempuan yang memiliki hormon testosteron di atas angka normal. Dari sisi positifnya, kadar hormon testosteron yang tinggi dapat menormalkan tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas. Sedangkan sisi negatifnya adalah meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi alkohol dan merokok, serta risiko terjadinya cedera karena perilaku impulsif.
Pada perempuan, kelebihan hormon testosteron dapat memengaruhi penampilan fisik, seperti timbul jerawat, ukuran payudara mengecil, peningkatan massa otot, hingga perubahan mood. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
