Cegah Kepanikan, Pemerintah Tak Akan Buka Proses Tracing Penderita Corona


Juru bicara pemerintah penanganan Covid-19 Achmad Yurianto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Juru bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan pihaknya tidak akan membuka hasil penelusuran (tracing) kontak pasien corona kepada publik.
Pasalnya, menurut dia kalau hasil penelusuran kontak dibuka ke publik maka orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan penderita corona akan kabur.
Baca Juga:
Akibat Virus Corona, Harga Rempah-Rempah di Pasar Senen Naik
“Mohon maaf kami belum bisa membuka seperti negara Singapura. Karena contact tracing kita ternyata tidak berputar pada wilayah yang kecil atau tracing yang kita kejar ternyata sudah berada di luar Pulau Jawa. Mobilitasnya sangat tinggi,” ujar Yurianto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/3).

Hal itu terbukti, ketika pemerintah menetapkan Natuna sebagai lokasi observasi 238 WNI yang dievakuasi dari Kota Wuhan beberapa waktu lalu. Kehadiran mereka mendapatkan penolakan keras dari warga sekitar.
“Kita tahu pengalaman kemarin, ketika ditolak mentah-mentah pada saat memutuskan Natuna di awal saja sebagai tempat pemantauan,” jelas Achmad Yurianto.
Ia menambahkan, belum ada pemahaman yang sama terhadap contact tracing tersebut. Karena tidak ada pemahamannya yang sama, akhirnya menimbulkan respon beragam.
“Mohon maaf, kami tidak bisa buka lebar begitu, karena responnya macam-macam, sangat beragam dari belumnya memiliki pemahaman yang sama di antara kita,” terang Yurianto.
Belajar dari penempatan WNI asal Wuhan di Natuna, ujar Yurianto, pemerintah tidak ingin mengambil risiko ada masyarakat yang ditolak di daerah setempat jika data itu dibuka.
"Kami tahu pengalaman ditolak mentah-mentah saat memutuskan Natuna sebagai tempat pemantauan. Jadi, kami hati-hati," terangnya.
Kendati demikian, Yurianto memastikan pemerintah akan semakin ketat dan gencar melakukan penelusuran kontak terhadap orang-orang yang diduga pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Baca Juga:
Ngabalin: Informasi Virus Corona dari Medsos Bisa Bawa Malapetaka
Bagaimanapun, kata dia, cara menghentikan penyebaran virus Corona adalah menemukan kasus positif sebagai sumber dan harus diisolasi.
“Kalau enggak, dia jadi pusat sebaran. Penelusuran dilakukan secara tidak terbuka, karena kalau terbuka dia bisa saja kabur, pindah keluar kota," pungkas Yurianto.(Knu)
Baca Juga:
Respons Pemerintah Sikapi Seorang WNI Positif Corona di Singapura
Bagikan
Berita Terkait
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

Fase Pemulangan Haji Dimulai, DPR Minta Kemenkes Awasi Kesehatan Jemaah

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin

Waspada Varian COVID-19 XEC dan JN.1: Begini Perbandingan Tingkat Keparahannya

Kemenkes Keluarkan SE Kewaspadaan COVID-19 Buntut Kasus Negara Tetangga Naik

Kemenkes Diminta Perbaiki Komunikasi dengan Organisasi Profesi

Pemanfaatan Ganja Medis di Indonesia, BNN: Perlu Kajian dan Riset Mendalam untuk Pengobatan

Maraknya Kasus Pelecehan Seksual oleh Dokter, Wamenkes Sebut akan Terapkan Tes MMPI saat Proses Seleksi
