Catat! Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Lingkungan
Membuang sembarangan baterai akan merusak lingkungan. (Foto: Pexels/mohamed Abdelgaffar)
KERUSAKAN lingkungan sering dikaitkan ulah manusia. Mulai dari membuang sampah berbahaya sembarangan sampai eksploitasi alam secara masif. Namun sebenarnya tanpa kita sadari ternyata banyak perilaku sepele yang memiliki kemampuan merusak lingkungan.
Seperti pada peternakan yang menyumbang gas metana dalam jumlah besar. Gas metana adalah gas rumah kaca yang paling banyak diproduksi di dunia dan mengakibatkan pemanasan global. Gas metana dihasilkan dari kotoran hewan dan fermentasi enternik yang dapat mempertipis lapisan ozon.
Baca Juga:
Jangan Percaya, Anggapan Tentang 'Fast Food' Ini Hanya Mitos
Kemudian menurut laman Food and Agriculture Organization of United Nations (FAO), diperkirakan sekitar 1/3 makanan yang masih layak berakhir di tempat pembuangan. Limbah makanan dianggap sebagai polemik global karena untuk membuat makanan banyak menyia-nyiakan tanah, air, energi, tenaga kerja serta sumber daya alam lain.
Gas buangan yang berasal dari kendaraan mengandung hidrokarbon dan nitrogen oksida yang dapat bereaksi bersama sinar matahari untuk meningkatkan ozon. Karbon monoksida juga dapat mengancam kesehatan manusia sekaligus berkontribusi besar pada pemanasan global.
Baca Juga:
Tak kalah berbahayanya adalah limbah baterai mengandung merkuri, timbal dan bahan kimia yang mengancam makhluk hidup, khususnya satwa liar dan biota laut. Sampah elektronik seperti kabel, gawai bekas perlu pengolahan secara khusus. Di dunia hanya 41 negara yang mengolah limbah elektronik.
The Ocean Conservancy menemukan ternyata lebih dari 757,5 ribu kantong plastik bekas pakai berserakan di perairan lepas. Indonesia menyumbangkan sekitar 1,29 juta ton sampah kantong plastik dalam setahun. Menjadikan Indonesia negara kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Penggunaan plastik belanja, sedotan plastik atau botol kemasan plastik harus segera dihentikan dari sekarang. (lgi)
Baca Juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Banjir Lahar Semeru Bikin Ratusan Warga Terisolasi
Uji Coba RDF Plant Rorotan Dihentikan, Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Mobilisasi Truk Compactor
Waspada Bencana Susulan di Papua dan Papua Barat Daya, BMKG Beri Sinyal Hujan Lebat di Raja Ampat
Pramono Janji Perbaiki Tanggul Baswedan yang Jebol 40 Meter
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Air Laut Mau 'Ngelunjak' ke Daratan, Dinas SDA DKI Siapkan Ribuan Pompa dan Pasukan Biru di Pesisir Jakarta
Siaga 'Banjir Akbar'! Selain Curah Hujan Lokal, Limpasan Air dari Puncak Hingga Fenomena Bulan Purnama Jadi Ancaman Serius Jakarta
Uji Coba RDF Rorotan Dihentikan Sementara, Warga Protes Bau Menyengat
RDF Plant Rorotan Dikeluhkan Warga, DPR Desak Pemerintah Lakukan Evaluasi
Gubernur DKI Jakarta Tegaskan tak Ada Pergantian Nama Tanggul Baswedan menjadi Pramono