Cara Atasi Keringat Berlebih di Ketiak


Keringat sebelum bercampur dengan bakateri, merupakan cairan bening dan tidak berbau. (Foto: 123RF/Siam Pukkato)
BERKERINGAT itu wajar. Meskipun agak kotor, adalah fungsi tubuh yang penting. “Kita berkeringat untuk mengatur suhu tubuh kita,” kata Corinne Erickson, MD, seorang dokter kulit di Texas Health Presbyterian Hospital Dallas, AS.
Ketika suhumu naik di atas 37 derajat celsius, tubuh mencoba menurunkannya kembali dengan melepaskan keringat dari kelenjar keringat. Begitu keringat mengenai permukaan kulit dan mulai menguap, kamu akan merasa lebih sejuk dan nyaman.
Namun, apa yang terjadi ketika situasi berkeringat berubah dari normal menjadi berlebihan?
Baca juga:

Keringat itu sendiri adalah cairan bening dan tidak berbau. Tetapi ketika bercampur dengan bakteri pada kulit, dapat menyebabkan bau yang tidak sedap, menurut National Institutes of Health. Plus, cairan itu bisa meresap melalui pakaian dan meninggalkan noda.
Beberapa orang memang berkeringat lebih banyak daripada yang lain. Namun, jika kamu berkeringat tanpa alasan atau dalam situasi yang tampaknya tidak wajar.
Misalnya, saat cuaca dingin, kamu mungkin memiliki masalah medis. Inilah yang perlu kamu ketahui tentang keringat berlebih dan apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan bau dan basah.
Keringat yang banyak cenderung bersifat genetik. Jadi, jika kamu memiliki anggota keluarga yang tampaknya selalu berkeringat, kemungkinan besar hal itu juga akan menjadi masalah bagimu.
Ada alasan lain jika kamu mungkin banyak berkeringat, “Orang yang lebih bugar biasanya mulai berkeringat lebih cepat daripada orang yang kurang fit untuk menjaga tubuh tetap dingin dan menjaga ketahanan fisik,” kata Dr. Erickson.
Berkeringat juga tidak selalu sama dengan sehat. Dr. Erickson mengatakan, kelebihan berat badan, minum terlalu banyak alkohol, dan merokok juga bisa membuat kamu berkeringat lebih banyak. Kamu mungkin juga berkeringat lebih banyak saat demam atau jika sedang mengalami menopause.
Di luar itu semua, jika kamu terus-menerus berkeringat dan tidak menemukan penyebabnya, bisa jadi kamu memiliki masalah keringat berlebih yang disebut hiperhidrosis.
Keringat dingin bisa menjadi petunjuk lain dari hiperhidrosis, tetapi itu juga bisa menjadi tanda kondisi lain yang disebut sindrom keringat dingin, kelainan genetik yang ditandai dengan masalah pengaturan suhu tubuh, menurut National Library of Medicine.
Baca juga:
Cara Mengatasi Ketiak Berkeringat

Untuk mencegah keringat, mengoleskan antiperspirant adalah awal yang baik. Meskipun deodoran hanya menutupi bau keringat—deodoran tidak benar-benar menghentikan atau mencegah berkeringat.
“Garam aluminium dalam antiperspiran bereaksi dengan keringat untuk menyumbat saluran keringat sementara sehingga keringat tidak bisa dikeluarkan,” jelas Dr. Erickson seperti dilansir dari laman prevention (13/6).
Antiperspiran yang dijual bebas memiliki berbagai kekuatan, termasuk reguler, klinis, dan dengan resep. Perbedaan tersebut ditentukan oleh jumlah garam aluminium yang digunakan dalam formula.
Jika resep antiperspiran masih tidak dapat mengatasi keringat ketiak, ada pilihan lain. Suntikan botox di ketiak dapat memblokir bahan kimia yang merangsang keringat dan mengurangi keringat berlebih hingga enam bulan. Untuk kasus hiperhidrosis yang parah, kamu bahkan dapat memilih untuk mengangkat kelenjar keringat melalui pembedahan.
Selain itu kamu juga bisa menggunakan obat oral yang digunakan untuk mengobati keringat berlebih, umumnya antikolinergik. Obat ini bekerja dengan mencegah pembawa pesan kimia pemicu keringat mencapai kelenjar keringat.
Namun, obat-obatan ini menargetkan seluruh tubuh, bukan hanya ketiak, jadi efek sampingnya mungkin termasuk mulut kering, sembelit, pandangan kabur, dan banyak lagi.
Sebelum mendapatkan bantuan medis, ada cara mudah yang bisa kamu lakukan. Kamu dapat mengenakan atasan hitam atau biru tua yang tidak tampak jika basah. Mengenakan pakaian longgar yang cenderung tidak bersentuhan dengan kulit dan menyerap keringat juga dapat membantu menyamarkan keringat berlebih. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
