Beberapa Ketentuan Baru Perjalanan yang perlu Kamu Ketahui
Dunia wisata akan mengalami perubahan setelah pandemi kondusif (Foto: Unsplash/Ramon Kagie)
JIKA kamu sedang berpikir untuk berangkat menikmati liburan panjang, mungkin kamu akan mengalami sejumlah kendala. Pertama, tidak jelas kapan tepatnya kita bisa melakukan perjalanan lagi. Kedua, opsi kamu sangat banyak, dan kemungkinan sangat terbatas. Ketiga, segala macam istilah perjalanan yang tidak dikenal tiba-tiba menjadi umum, dan penggunaannya terus berkembang.
Dilansir laman Time Out, berikut adalah beberapa ide beserta penjelasan singkat yang dapat membantu kita untuk berpergian kembali setelah pandemi Corona kondusif:
Baca juga:
Penerbangan Internasional Mungkin Tidak akan Normal Hingga Tahun 2023
1. Travel bubble
Negara-negara di seluruh dunia bekerja sama untuk mewujudkan travel bubble. Konsep travel bubble ialah orang dapat melakukan perjalanan di area dalamnya tetapi tidak di luarnya. Konsep travel bubble diterapkan di negara yang saling bertetangga atau berbatasan. Kedua negara saling membuka perbatasan agar bisa dikunjungi oleh warga negara tetangga mereka.
Australia dan Selandia Baru sudah melakukan ini. Tidak hanya kedua negara Oseania itu, tiga negara baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania juga sudah menerapkan Travel Bubble. Siprus dan Israel juga sudah menerapkan konsep ini.
2. Air bridge
Tidak berbeda jauh dengan travel bubble, namun melibatkan negara-negara yang letaknya tidak harus berdekatan. Sekretaris transportasi Inggris, Grant Shapps, telah menyarankan bahwa Air Bridge dapat dibuat antara negara-negara dengan tingkat infeksi yang sama rendahnya.
Air Bridge memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan dari satu negara ke negara yang lain tanpa melewati prosedur karantina pada saat kedatangan atau kepulangan. Saat ini, pemerintah Inggris mengatakan siapa pun yang tiba di Inggris akan segera mewajibkan karantina 14 hari.
Baca juga:
3. Health passport
Pada bulan Juli, penerbangan perdana akan mengantar para penumpang menggunakan paspor kesehatan digital sebagai syarat yang membuktikan mereka bebas virus. Perusahaan Hi + Card dari Kepulauan Canary, Spanyol, telah dipilih oleh Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) untuk mengembangkan aplikasi seluler yang mampu menyimpan catatan medis penumpang.
Paspor ini memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan dengan aman dan terlacak. Jika percobaan ini berhasil, teknologi tersebut kemungkinan akan diluncurkan ke destinasi lain. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman