Angka Harian COVID-19 di Bogor Lebih dari 300 Kasus, Bima Arya: Ini Tanda Bahaya

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Foto: Instagram/Bima Arya
Merahputih.com - Kota Bogor memasuki fase bahaya usai meningkatnya kasus COVID-19 dalam satu pekan terakhir.
Sehingga diperlukan kerja ekstra dari semua instansi dan masyarakat menekan penyebaran COVID-19.
"Angka harian akhir-akhir ini mencapai 300-an, padahal dua pekan lalu masih puluhan. Ini tanda bahaya," kata Walikota Kota Bogor Bima Arya kepada wartawan di Bogor, Jumat (25/6).
Baa Juga:
Imbas Mudik Lebaran, RSD Wisma Atlet Terus Didatangi Pasien COVID-19
Saat ini pemkot Bogor memastikan bagaimana vaksinasi terus berjalan, penambahan ruang isolasi, ketersedian tempat tidur, obat-obatan, APD, hingga tenaga kesehatan.
"Kita harus antisipasi sebanyak mungkin. Kita juga jangan dipusingkan dengan zona (oranye), anggap saja darurat anggap saja sudah merah," kata Bima.
Langkah pertama yang dilakukan yakni meminta semua rumah sakit menambah kapasitas tempat tidur dan ruang isolasi minimal 30 persen. Beberapa rumah sakit sudah bergerak menambah kapasitas, namun masih ada rumah sakit lain yang belum. "Ini harus terus dimonitor," ucap dia.

Kedua, Pemkot Bogor sedang menambah pusat isolasi. Saat ini pusat isolasi ada di BKPP Ciawi dan BNN Lido bisa kembali menjadi tempat isolasi. Diusahakan, pusat isolasi tersebut akan tersedia pekan depan.
“Sekarang sedang cek kesiapannya semua, kami usahakan cepat mudah-mudahan pekan depan sudah ada,” jelas politikus PAN ini.
Dengan adanya pusat isolasi berbasis masyarakat itu, nantinya rumah sakit-rumah sakit akan fokus menangani pasien COVID-19 berstatus kuning dan merah. Untuk pasien berstatus hijau atau gejala ringan, apalagi orang tanpa gejala (OTG) bisa menjalani isolasi mandiri.
Baca Juga:
Pemprov DKI Gencarkan 3T, Ditemukan 2 Kasus COVID-19 Varian Baru Asal India
Bima Arya mengatakan, ketika pusat isolasi tersebut digunakan, masyarakat tidak lagi menjalani isolasi mandiri di rumah.
Sehingga, bisa meminimalisasi munculnya klaster keluarga. Kalau itu sudah ada, nanti rumah sakit hanya fokus yang kuning dan merah. "Yang ringan apalagi OTG bisa isolasi. Ini juga bisa meminimalkan klaster keluarga, jadi sebaiknya tidak di rumah,” jelasnya. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Wamendagri Bima Arya Acungi Jempol Langkah Berani Pemprov DKI Ubah Perilaku Warga Bertransportasi

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemendagri Tepis Rumor Gubernur Sumut Bobby Ingin Ambil Alih 4 Pulau Aceh

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Kemendagri Bantah ada Kepentingan Politik Dibalik ‘Penyerahan’ 4 Pulau Baru untuk Sumut

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
