Alasan Partai Garuda Dukung Prabowo di Pilpres 2024


Ketua Umum Partai Garuda, Ahmad Ridha berjabat tangan dengan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di DPP Partai Garuda, Jakarta, Jumat (1/9). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
MerahPutih.com - Dukungan kepada Prabowo Subianto untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kembali bertambah. Kali ini, dukungan datang dari Partai Garuda.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menjelaskan alasan partainya mendukung Prabowo di Pilpres. Menurutnya, Prabowo rela menjadi “benteng” orang yang mengalahkannya.
Baca Juga
PAN Sebut Kans Erick Thohir Semakin Tinggi Jadi Cawapres Prabowo
“Ketika kalah dalam Pilpres 2019, Prabowo tentu dalam keadaan kecewa, tapi beliau mampu mengambil sikap, mematikan kekecewaannya, dengan membela orang yang mengalahkannya,” kata Teddy melalui keterangannya di Jakarta, Senin (4/9).
Menurut dia, Prabowo rela dihina, dimaki, dan disalahkan oleh orang-orang yang menyanjungnya agar rakyat tidak berlarut-larut dalam pertengkaran.
“Masing-masing punya pandangan sendiri dalam mendukung bacapres, dan kami tidak bisa mengatakan bahwa alasan kalian salah, calon yang kalian pilih salah, atau yang paling benar alasan kami dan calon kami. Karena itu hak masing-masing dalam menilai calon yang akan didukung,” tuturnya.
Teddy menjelaskan bahwa Pasal 235 ayat 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu mewajibkan setiap partai wajib mendukung pasangan capres-cawapres.
Baca Juga
Cak Imin Jadi Cawapres Anies, Gerindra Yakin Tak Menggerus Suara Prabowo di Jawa Timur
Karena itu, menurut dia, Partai Garuda akan dikenakan sanksi tidak bisa ikut Pemilu 2029 apabila tidak mendukung salah satu pasangan capres-cawapres.
“Dari ketiga bakal capres, kami harus memilih mau mendukung yang mana. Maka kami mendalami, siapa yang akan kami dukung,” katanya.
Teddy menjelaskan bahwa internal Garuda berdiskusi dan akhirnya sepakat untuk melihat dari sisi pribadi bacapres, yaitu bagaimana seseorang bersikap dalam keadaan yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
Karakter asli itu, menurut dia, yang nantinya akan dibawa dalam mengambil berbagai kebijakan dan keputusan ketika menjadi pimpinan, bukan melihat saat berkampanye.
“Karena kalau kampanye, sudah ada sutradaranya. Ketika kalah dalam Pilpres 2019, Prabowo tentu dalam keadaan kecewa, tapi beliau mampu mengambil sikap, mematikan kekecewaannya, dengan membela orang yang mengalahkannya,” pungkasnya. (*)
Baca Juga
Demi Selamatkan AHY, Demokrat Perlu Segera Merapat ke Koalisi Prabowo atau Ganjar
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Prabowo Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, Komisi X DPR: Nasib Honorer juga Harus Diperhatikan

DPR Sebut Ibu Kota Politik di IKN tak Sesuai UU, Perlu Kejelasan Hukum

Prabowo Pidato di Sidang Majelis Umum PBB, Komisi I DPR: Kemerdekaan Palestina Harus Disuarakan

Prabowo Bakal Pidato di Sidang Umum PBB, Ulangi Perjuangan Diplomasi Ayahnya

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka

Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu
