9 Stupa Candi Borobudur Dihempas oleh Bom


Peristiwa pemboman Candi Borobudur yang mengenaskan. (Foto: Pixabay/masbebet)
MUNGKIN salah satu penemuan terburuk dalam sejarah manusia adalah bom. Bukannya bermanfaat untuk tujuan baik, rasa-rasanya lebih banyak kerugiannya. Memakan korban jiwa atau dalam kasus ini sejarah yang telah menjadi warisan sejak zaman Dinasti Syailendra.
Hari itu, 21 Januari 1985, ada sembilan bom meledak di Candi Borobudur. Ledakan pertama diketahui terjadi pukul 01:30 WIB. Sementara ledakan terakhir berlangsung pada 03:30 WIB. Namun, tim Penjinak Bahan Peledak dari Kompi 5155 Brimob Jogja menyisir area dan menemukan dua buah bom lagi yang siap meledak.
Baca Juga:

Dilansir dari beberapa sumber, waktu itu candi Buddha terbesar dijaga oleh 13 anggota petugas keamanan. Dan suara menggelegar itu muncul pertama kali saat dua satpam jaga berkeliling.
Bahan peledak yang digunakan adalah tipe PE 808/Dahana buatan Tiongkok. Kemungkinan menggunakan sumber baterai untuk tenaga pemicunya. Para pelaku berhasil memasang bom yang dibungkus plastik di pintu timur.
Meski ledakannya tidak terlalu besar, namun dampaknya lumayan berat. Karena peledak diletakkan di punggung patung. Hasilnya menyedihkan. Tepatnya sembilan stupa dan dua patuh Buddha rusak. Totalnya ada 2.692 balok batu yang rontok. Dari jumlah tersebut, 70 persen di antaranya pecah. Sebuah kejadian yang sungguh amat disayangkan.
Dugaan menyebutkan bahwa peristiwa ini memiliki motif ekstremisme, hingga dicap sebagai terorisme nasional. Dua orang yang dijebloskan ke penjara karena dituduh terlibat dalam pengeboman ialah Husein Ali al-Habsyi dan Abdulkadir Ali al-Habsyi.
Dalam artikel yang dimuat pada majalah Tempo dan surat kabar Kompas bertahun 1999. Jaksa penuntut menyatakan Husein cs mengebom Borobudur untuk melakukan aksi balas dendam atas tragedi Tanjung Priok. Peristiwa itu terjadi pada 19 September 1984, aparat dan massa Islam bentrok di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kabarnya, sebanyak 400 orang meninggal dalam kejadian nahas tersebut.
Baca Juga:

Menariknya, Husein menyangkal keterlibatannya dalam pengeboman Borobudur. Menurutnya, dalang utama dalam insiden tersebut ialah seseorang bernama Muhammad Jawad alias Ibrahim alias Kresna. Ia adalah anggota majelis taklim yang dikelola Husein yang kabarnya memiliki rencana-rencana peledakan.
Hal ini didukung oleh Abdulkadir. "Pelakunya itu saya. Husein tak tahu apa-apa. Dia cuma orang yang memegang teguh ajaran agama," jelasnya.
Jadi menurut Husein penangkapannya sebenarnya hanyalah dalih bagi pemerintah untuk memperlihatkan keberhasilan menangkap pelaku. Padahal orang yang kabarnya berperan sebagai otaknya belum ditangkap dan sampai saat ini masih menjadi misteri.
Pelaku utama mungkin masih jadi teka-teki. Namun, satu yang pasti, peristiwa yang terjadi 37 tahun ini adalah bukti otentik alasan mengapa bom adalah salah satu ciptaan manusia terjahat yang pernah ada. (sam)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
