5 Tradisi Unik Saat Memasuki Masa Panen


(Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
Indonesia memang memiliki segudang budaya yang patut dibanggakan. Salah satunya tradisi saat memasuki masa panen yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Bentuknya macam-macam, ada yang melakukan arak-arakan keliling kota, hingga acara penyembelihan hewan. Nah, kali ini merahputih.com akan menunjukan lima daerah yang mempunyai tradisi saat memasuki hasil panen.
Tradisi Apitan

Tradisi ini dilakukan oleh warga desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah sebagai wujud syukur mereka atas kesehatan dan melimpahnya hasil bumi yang dilakukan secara turun temurun yang dilakukan setiap tahun sekali di bulan Dzul Qo’dah (Hijriyah) atau bulan Selo/Apit (Jawa).
Menurut berbagai sumber, tradisi ini sudah dilakukan oleh leluhar warga desa Kandangrejo sejak ratusan tahun yang lalu. Kata "Apitan" diambil dari nama bulan dalam kalender jawa saat diselenggaran acara tersebut.
Nantinya sebanyak 21 ekor kerbau akan disembelih sebagai syarat melakukan tradisi apitan. Kerbau dipilih lantaran hewan ini melambangkan kesuburan para petani yang memakainya untuk membajak sawah.
Tradisi Penti

Tradisi unik lainnya bernama Penti yang dilakukan masyarakat Flores setelah hasil panen. Ritual ini biasanya dibuka dengan menyembelik hewan korban seperti ayam di rumah utama.
Setelah itu warga akan menyaksikan tarian dan nyanyian hingga senja menjelang. Saat matahari akan terbenam, pemuka adat melakukan pengorbanan lagi berupa dua ekor babi. Mereka percaya ketika matahari terbenam para roh akan datang dan ikut berpesta.
Upacara Grebeg

Tradisi ini biasa dilakukan di Yogyakarta sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Gunungan adalah bagian yang paling ditunggu saat menyaksikan upacara grebeg diselenggarakan.
Menurut sebagian masyarakat Yogyakarta, gunungan bisa membawa keberkahan bagi orang yang mendapatkannya. Alhasil, saat gunungan itu dikueluarkan, orang-orang akan berebut untuk mendapat bagian dari gunngan itu.
Gunungan akan diperebutkan saat acara ingin berakhir. Isi dari gunungan ini biasanya adalah hasil-hasil panen berupa sayur-mayur, buah-buahan hingga kue jajanan pasar.
Nyadran Pepunden

Di Desa Tlahab, Kledung, Temanggung, Jateng, terdapat tradisi unik yang dilakukan warganya untuk mengungkapkan rasa syukur atas panen yang melimpah. Di sana warga akan membawa Tenong dan nasi Tumpeng untuk mengikuti tradisi Nyadran Pepunden.
Tradisi Nyadran yang dilakukan oleh masyarakat petani tembakau tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME bersamaan berakhirnya musim tembakau. Tradisi ini berupa berziarah ke makan leluhur dan berdoa bersama bagi arwah leluhur.
Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Tradisi nyadran pepunden ini sudah dikenal oleh semua masyarakat terutama masyarakat Jawa, karena sadranan dilakukan di berbagai daerah.
Naik Dango

Setiap tahun masyarakat Dayak terutama Dayak Kanayatn akan melakukan ritual pasca panen dengan nama Naik Dago. Di ritual ini masyarakat Dayak akan menyerahkan padi yang masih dalam tangkai kepada petinggi adat yang akan dimasukan ke lumbung (dango).
Selain itu, masyarakat akan mempertunjukan tarian hingga nyayian sebagai wujud syukurnya ke Nek Jubata atau Sang Pencipta. Selain itu mereka juga akan makan bersama.
Sahabat merahputih, itulah lima tradisi yang dilakukan beberapa daerah sebagai wujud syukurnya kepada sang pencipta atas hasil panen yang melimpah. Apakah di daerah Anda juga ada tradisi seperti ini?
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Mengintip Potensi Wisata Kota Kelahiran Kartini
Bagikan
Berita Terkait
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo

Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan

3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha

Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'

Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024

Jaga Kesehatan Fisik dan Mental dengan Tradisi ala Eropa
