4 Cara Mengatasi dari Trauma Berita, Biar Enggak Gampang Stres


Momen-momen kecelakaan biasanya banyak beredar berita hoaks. (Foto: Unsplash/Markus Winkler)
KABAR jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu ramai dibicarakan di media sosial. Tak jarang, beberapa berita dan video hoaks bermunculan yang kemudian membuat panik sebagian orang. Padahal, dampaknya bisa saja sampai ke psikis seseorang.
Menurut psikolog klimis Joshua Klapow, tubuh memiliki respons fisiologi terhadap apa pyn yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya.
Melansir laman Bustle, yuk simak empat cara mengatasi dari trauma berita yang beredar.
Baca juga:
Polwan Berikan Trauma Healing untuk Keluarga Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
1. Seimbangkan dan pantau konsumsi berita

Sebenarnya, tidak ada salahnya untuk tetap mengikuti perkembangan berita yang kamu inginkan. Tapi coba deh, ada baiknya kamu coba rehat sejenak dari mengonsumsi berita demi kesehatan mentalmu. Semakin banyak berita yang kamu baca, semakin banyak pikiranmu.
Brennan C. Mallonee, seorang konselor kesehaan mental, memberi tahu bahwa setel pengingat untuk membantu mengingatkanmu pindah ke hal lain. Baik untuk membaca, menonton, atau mendengarkan, cobalah untuk tidak mengonsumsi berita apapun 30 menit sebelum tidur.
2. Penuhi kebutuhan dasarmu

Jika kamu kewalahan dengan berita yang menegangkan, tidur atau ngemil bukanlah jalan keluarnya. Informasi yang membuat stres akan berdampak pada tubuh dan pikiran. Oleh karenanya, penting untuk memenuhi kebutuhan fisik dasar agar bisa melawan rasa stres.
Tanyakan pada dirimu beberapa pertanyaan dasar seperti, “Apakah pola makan saya sehat? Apakah saya sering berolahraga? Apakah saya cukup tidur?”. Pertanyaan ini akan membantumu menjaga kesehatan mental dan fisik tetap kuat dari berita yang beredar.
3. Sadari kondisimu

Kunci lain untuk merasa lebih baik adalah bersikap lembut pada diri sendiri atau melepaskan diri dari konsumsi berita. Menyadari perasan negatif adalah langkah penting di sini, karena melawannya tidak akan menghilangkan rasa sakitnya.
“Biarkan dirimu merasa kesal tentang apa yang terjadi tanpa menghakimi diri sendiri atau merasa stres,” kata psikolog klinis Lata K. McGinn.
Baca juga:
4. Fokus pada pernapasan

Bernapas dengan benar adalah kunci untuk mengembalikan tubuhmu dari keadaan cemas. Ketahuilah bahwa napasmu memiliki hubungan tersendiri dengan sistem saraf. Jika kamu merasa kesal dengan sesuatu yang baru saja kamu dengar, pastikan mengambil napas dalam-dalam secara teratur. Caranya dengan menghembuskan napas lebih lama daripada menarik napas. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Ramalan Zodiak Hari Ini 1 September 2025: Keuangan dan Asmara, Bikin Pusing!

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
