3 Negara yang Melarang Hal Sepele, Nomor 2 Mulia Banget

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 31 Januari 2020
3 Negara yang Melarang Hal Sepele, Nomor 2 Mulia Banget

Denmark melarang warganya mengonsumsi sereal (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BEBERAPA negara di dunia menganut peraturan yang sangat ketat. Walaupun peraturan tersebut terkesan sepele di mata warga negara lainnya. Bukan tanpa alasan, peraturan tersebut memang dibuat untuk kenyamanan warga dan pengunjung di negara itu.

Nah, di negara-negara ini memiliki aturan melarang hal-hal yang agaknya terdengar sepele. Negara apa saja sih yang punya aturan sepele itu ?

Baca juga:

5 Jalan Di Dunia dengan Pemandangan Indah, Menyesal Kalau Belum Lihat!

1. Denmark, melarang pembelian dan mengonsumsi sereal

Dilarang karena sereal dianggap tidak menyehatkan (Foto: Pexels/Binyamin Mellish)

Denmark termasuk saklek dalam urusan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi oleh warganya. Salah satu jenis makanan yang dilarang di Denmark adalah sereal dan makanan yang mengandung nutrisi dan zat pengawet lainnya.

Pelarangan jenis makanan dan minuman ini karena mengandung zat yang diyakini dapat merusak kesehatan. Meskipun terdapat protes dari berbagai unsur masyarakat, pemerintah Denmark tetap bersikeras menerapkan larangan ini.

2. Roma, melarang warganya untuk memelihara ikan di vas atau akuarium kecil

Tidak boleh memelihara ikan di akuarium kecil agar tidak menyiksa (Foto: Pexels/crisdip)

Roma telah lama melarang warganya memelihara ikan di vas atau akuarium mini. Tujuannya sangat mulia, supaya tidak menyiksa ikan. Keputusan ini didukung oleh banyak kalangan, salah satunya aktivis penyayang binatang.

Pelanggaran ini terancam hukuman dan denda yang cukup menguras kantong. Roma juga menerapkan larangan bagi pemilik anjing dan kucing untuk memotong ekor mereka. Hal ini dianggap menyiksa hewan.

Baca juga:

4 Candi Asia Tenggara yang Merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO

3. Singapura, melarang mengonsumsi permen karet

Singapura bersih dari permen karet (Foto: Pexels/malcolm garret)

Singapura menerapkan peraturan yang sangat ketat dalam hal kebersihan. Sedikit pelanggaran, kamu akan terkena denda dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu kebijakan ketat pemerintah Singapura adalah melarang warganya memakan permen karet.

Singapura melarang keras mengunyah permen karet dan merokok di tempat umum. Bagi yang melanggar, hukumannya sangat berat berupa denda atau penjara. Terbukti pelarangan ini membuat Singapura menjadi negara yang terjaga kebersihannya.

Sahabat Merah Putih, patuhi aturan-aturan saat berada di tiga negara tadi ya (lgi)

Baca juga:

Ngeri! Inilah 4 Jalanan Paling Ekstrim yang Pernah Dibangun

#Eropa #Asia #Denmark #Jerman #Singapura
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Lantik Sushila Karki Jadi PM Sementara, Presiden Nepal Setuju Bubarkan Parlemen
Sushila Karki sempat menolak menerima jabatan PM sementara jika parlemen yang beranggota 275 kursi itu tidak dibubarkan.
Wisnu Cipto - Sabtu, 13 September 2025
Lantik Sushila Karki Jadi PM Sementara, Presiden Nepal Setuju Bubarkan Parlemen
Indonesia
Presiden Nepal Cari Cara Lantik Eks Ketua MA Jadi PM Sementara Tanpa Bubarkan Parlemen
Presiden Nepal Ram Chandra Paudel telah menyetujui penunjukan mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara (ad interim)
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Presiden Nepal Cari Cara Lantik Eks Ketua MA Jadi PM Sementara Tanpa Bubarkan Parlemen
Dunia
Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa
Rajyalaxmi Chitrakar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Luka Bakar Kirtipur, tetapi meninggal dalam perawatan.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa
Dunia
Bos DRX Group Bertemu Pangeran Bhutan: Sinyal Ekspansi Regional dan Kolaborasi Lintas Batas
Banyak analis dunia membaca pertemuan keduanya sebagai sinyal kuat akan potensi kolaborasi lintas batas antara pasar berkembang dan generasi baru pengusaha visioner.
Wisnu Cipto - Jumat, 05 September 2025
Bos DRX Group Bertemu Pangeran Bhutan: Sinyal Ekspansi Regional dan Kolaborasi Lintas Batas
Dunia
Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh
Hukuman dan denda ini bahkan juga berlaku bagi warga asing dengan ancaman tambahan dideportasi.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
  Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh
Olahraga
Memaknai Inklusif dalam Aice 7th Indonesia Open Woodball Versi Pemain Senior Asal Singapura
Pertandingan Aice 7th Indonesia Open Woodball berlangsung sejak 22-24 Agustus 2025.
Frengky Aruan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Memaknai Inklusif dalam Aice 7th Indonesia Open Woodball Versi Pemain Senior Asal Singapura
Indonesia
Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia
Penumpang dari Singapura yang menggunakan layanan penerbangan Pelita Air ke Jakarta memiliki kemudahan untuk melanjutkan perjalanan ke berbagai destinasi wisata unggulan di Indonesia
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia
Indonesia
Singapura Resmi Larang Pemakaian Vape, Dianggap Sama seperti Narkoba
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menyebut, banyak dari vape ini dicampur dengan zat adiktif dan berbahaya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 19 Agustus 2025
Singapura Resmi Larang Pemakaian Vape, Dianggap Sama seperti Narkoba
Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Bagikan