Yenny Wahid: Perempuan Desa Perlu Tumbuhkan Rasa Percaya Diri


Direktur Eksekutif Wahid Foundation Yenny Wahid (kanan) bersama Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dalam sebuah acara di Jakarta baru-baru ini. (Foto damailahindonesiaku)
MerahPutih.Com - Perempuan di pedesaan perlu menumbuhkan rasa percaya dirinya agar bisa keluar dari zona nyaman. Hal ini disampaikan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.
Menurut Putri Sulung Gus Dur itu kaum perempuan mulai melakukan aktivitas yang berbeda dari yang biasa mereka jalani selama ini dengan menggelar Festival Toleransi Rakyat (Peace Festival 2018).
"Mereka harus belajar bahwa untuk meraih sesuatu mereka harus berani keluar dari zona nyaman," kata Yenny dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (10/2).
Kemajuan dan soliditas mereka diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif hingga perdamaian dapat dimulai dari lingkungan sendiri dan ditularkan ke lingkungan yang lebih luas.
Festival Toleransi Rakyat (Peace Festival 2018) digelar di Gandaria City, Jakarta pada Jumat (8/2). Festival ini dibuka dengan lomba peragaan busana (fashion show) kaum perempuan desa.
Yenny Wahid sebagaimana dilansir Antara mengatakan suasana damai, guyub dan tentram menjadi kebutuhan semua orang baik di kota maupun di desa. Yenny juga menyampaikan bahwa ia sangat mengapresiasi UN Women yang telah mempercayai Wahid Foundation untuk bermitra dengan mereka dalam melakukan upaya-upaya riil menguatkan harkat dan martabat perempuan di tingkat akar rumput.
Sebagai salah satu juri yang pakar dalam dibidang fashion dan industri kreatif, Amy Atmanto memuji Wahid Foundation yang menggabungkan ajang lomba fesyen dengan perdamaian dan kerukunan. "Acara ini sungguh luar biasa," katanya.
Amy mengaku sangat mendukung apa yang dilakukan Wahid Foundation dalam pemberdayaan perempuan Indonesia yang kuat dan tangguh.
"Saya lihat core-nya adalah perdamaian dalam lingkup mikro ekonomi dan industri kreatif. Semangat untuk menumbuhkan industri kreatif untuk perempuan berdaya yang memberdayakan lingkungan dan untuk tujuan damai, itu sangat luar biasa," ujarnya.
Amy yakin kegiatan Wahid Foundation kian baik dari waktu ke waktu. Hasil-hasil pelatihan yayasan ini, menurut Amy, bisa dijual.
"Ke depan saya rasa orang di daerah tidak lagi dalam bayangan kita sebagai ibu-ibu yang tertinggal. Mungkin saat ini mereka beginner (pemula) tapi suatu saat mereka akan ke tahap advance (lanjut)," kata Amy.
Para juri dalam ajang unjuk busana ini adalah Amy Atmanto - Designer dan Pembina Industri Kreatif pemilik Rumah Internet Atmanto (RIAT) untuk disabilitas, Olga Lidya model dan artis , Nia Dinata - sutradara dan Ai Syarif - fashion expert Femina Group.
Setelah melalui proses penjurian yang cukup menegangkan, akhirnya para juri sepakat menetapkan para jawara. Qoriatul Azizah, asal Batu, Malang, Jawa Timur berhasil meraih juara pertama.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Yenny Wahid Tidak Bisa Menerima jika Ditawari Jabatan Komisaris BUMD DKI

Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan

Menteri Agama RI Diminta Datang ke New York, Sebut Pemerintah AS Ingin Tiru soal Nilai Toleransi di Indonesia

Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus

Anak Gus Dur Tegaskan Muktamar Luar Biasa Hanya akan Memecah Belah NU

Respons Putri Gus Dur Saat Tahu Ayahnya Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Bikin Adem! Ini Momen Keakraban Paus Fransiskus dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar

Cak Imin Buka Pintu Dialog Dengan Yenny Wahid dan PBNU

Menlu: Indonesia Beri Contoh Baik Dalam Dialog Antarumat Beragama ke Dunia

Kemenag Sebut Salam Lintas Agama akan Perkuat Toleransi
