Wisata Low Budget, Tren di Kalangan Milenial


Wisata minim budget (Sumber: Pixabay/SplitShire)
SAAT ini melakukan berjalanan wisata tidak lagi terdengar mewah. Hal itu karena siapapun bisa berwisata ke luar daerah dengan biaya murah dan sudah mencangkub akomodasi dan transportasi. Tren tersebut biasa disebut 'budget travel'.
Bagi milenial, melakukan perjalanan wisata dengan spot menatir dan instagenic adalah gaya hidup. Biasanya, wisatawan milenial akan mencari destinasi petualangan, eksplorasi dan perjalanan darat.
Wisata minim budget populer kalangan milenial karena mereka biasanya belum kuat secara finansial namun punya banyak waktu. Tren 'budget travel' pada akhirnya membentuk tren ekonomi digital dimana kenang-kenangan dan petualangan mengalahkan barang-barang bermerek.
Perencanaan itu sangat penting

Dilansir dari Antaranews, Minggu (7/7) Travel Blogger, Famega Syavira Putri, mengatakan kalau perencanaan sangatlah penting untuk melakukan wisata low budget. Perencanaan ini juga termasuk riset rute perjalanan dan persiapan dokumentasi. Terutama jika ingin berwisata ke luar negeri.
Dengan melakukan riset rute perjalanan, maka kamu bisa melakukan pemilihan moda transportasi hingga tempat menginap Fame, panggilan akrabnya menilai kalau perjalanan darat relatif lebih murah dibandingkan melakukan perjalanan udara.
Soal penginapan, biasanya Fame memilih menginap di motel atau homestay. Saat ini banyak warga di lokasi wisata yang menjadikan rumah mereka sebagai penginapan. Namun, jangan sampai karena ingin mendapatkan harga murah, kamu melupakan faktor lain yakni kenyamanan dan keamanan dalam menginap.
Dukungan teknologi

Perkembangan zaman yang sangat pesat membuat wisata low budget lebih mudah. Banyak platform digital untuk membantu mengatur itu semua. Dengan berselancar di telepon pintar, kamu dengan mudah membuat rencana perjalanan seperti memesan tiket perjalanan, kamar dan tiket masuk lokasi wisata.
Misalnya saja perusahaan bernama Airy. Di sana kamu akan mudah melakukan pencarian kamar bagi wisatawan di Indonesia. Airy gencar melakukan kerjasama dengan hotel dan penginapan berbiaya murah dari sejumlah daerah untuk segi pemasaran.
"Banyak orang dengan 'budget' minimum ingin melakukan perjalan wisata. Artinya, mereka 'traveling' tidak mencari hotel mewah, kita membantu pemasaran homestay atau hotel budget di daerah," kata Vise President Commercial Airy, Viko Gara.
Wisata menjadi kebutuhan

Bukan hanya sebagai gaya hidup, wisata juga sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indoensia. Setiap tahunnya perkembangan pariwisata terus tumbuh. Berdasarkan data BPS, jumlah perjalanan wisatawan Nusantara sejak 2002 hingga 2018 mengalami peningkatan.
Selama 2018 orang-orang yang melakukan perjalanan wisata didominasi kaum muda. Wisatawan usia 15 tahun porsinya mencapai 24,2 persen dan cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara kelompok usia 25 hingga 34 tahun mencapai 15,3 persen.
Bagikan
Berita Terkait
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
