Waspada Erupsi Freatik di Gunung Tangkuban Perahu, Badan Geologi Beri Penjelasan


Situasi di area wisata alam Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (9/9/2024). (ANTARA/Rubby Jovan)
MerahPutih.com - Erupsi freatik berpotensi terjadi di Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat. Hal ini seperti disampaikan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta.
Kepala Badan Geologi M Wafid pun meminta masyarakat waspada, terutama terhadap bahaya yang ditimbulkan erupsi freatik. Permintaan ini meski status aktivitas gunung tersebut masih berada pada Level I atau Normal.
Menurut M Wafid, erupsi freatik berpotensi terjadi karena kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung api. Terlebih dengan potensi curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
"Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah,” kata Wafid di Bandung, Senin.
Wafid menjelaskan, saat air di danau kawah bertemu dengan material vulkanik panas, akan terjadi pemanasan yang sangat cepat dan menghasilkan uap dengan tekanan tinggi hingga menghasilkan erupsi freatik.
Baca juga:
Rabu Pagi, Gunung Semeru Erupsi dengan Letusan Setinggi 1,2 Km
Berdasarkan pemantauan dari 30 Mei hingga 1 Juni 2025, tercatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan berupa 21 hingga 37 kejadian gempa hembusan serta 100 kejadian gempa frekuensi rendah.
Gempa-gempa ini menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal dan berkaitan erat dengan peningkatan hembusan gas dari dasar kawah.
“Peningkatan gempa frekuensi rendah ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan gas. Peningkatan ini dapat terjadi karena perubahan tekanan di kedalaman dangkal,” katanya.
Wafid merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Perahu.
"Kemudian segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik,” katanya.
Badan Geologi juga meminta pemerintah daerah serta BPBD provinsi dan kabupaten agar terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu di Desa Cikole, Lembang, maupun dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Pemerintah Amankan Pakaian Bekas Balpres Senilai Rp 112 Miliar

Jawa Barat Masih Jadi Pilihan Investasi Terbesar di Indonesia

[HOAKS atau FAKTA]: Wakil Ketua DPRD Ono Surono Didemo Massa karena Ingin Pecah Jabar Jadi 5 Provinsi
![[HOAKS atau FAKTA]: Wakil Ketua DPRD Ono Surono Didemo Massa karena Ingin Pecah Jabar Jadi 5 Provinsi](https://img.merahputih.com/media/a5/e1/a3/a5e1a36849af63eb0bc8bbcdc8846fc6_182x135.png)
3 Orang Meninggal di Pesta Rakyat Syukuran Pernikahan Putra Dedi Mulyadi dengan Wabup Garut

Dedi Mulyadi Disentil Mendagri Soal Pendapatan Daerah, Beda Dengan Pandangan Pengamat

Tambahan Rombongan Belajar di Sekolah Negeri Jabar Disalahgunakan, Diduga Banyak Siswa Titipan

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya

Penyebab Satu Kampung di Lereng Cigintung Purwakarta Harus Dievakuasi Semua

Gunung Ruang Kembali Erupsi, Warga Jember Merasakan Hujan Abu Vulkanik Tipis
