Wakil Rektor Unhan Tegaskan Connie Rahakundini Bukan Dosen di Institusinya
Connie Rahakundini Bakrie. Foto: Facebook/Conni Rahakundini Bakrie
MerahPutih.com - Universitas Pertahanan (Unhan) memastikan pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, tidak menjadi bagian dari institusinya, termasuk menjadi tenaga pengajar.
"Bu Connie bukan dosen analis dari Unhan," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Kemahasiswaan Unhan, Mayjen TNI Jonni Mahroza dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (3/6)
Baca Juga
Menurutnya, Connie merupakan dosen dari Universitas Indonesia (UI). "Ini ngaku-ngaku saja. Connie bukan orang Unhan, beliau dosen UI." tegas Jonni.
Nama Connie belakangan menuai sorotan publik setelah dirinya mengekspose tentang rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp1.760-an triliun hingga 2024.
Meski demikian, rencana yang tertuang dalam Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres) tentang Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan (Kemenham) dan TNI 2020-2024 itu mendapatkan dukungan. Ketua DPR, Puan Maharani, salah satunya.
"DPR RI mendukung dan mendorong kebutuhan alutsista untuk Republik Indonesia harus sesuai karakteristik kewilayahan dan potensi ancaman yang dihadapi," ucap Puan
Dukungan serupa disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darmaputra. Alasannya, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) wajib dilakukan negara mana pun sekalipun tengah pandemi COVID-19 karena berkaitan erat dengan kemampuan menjaga kedaulatan.
"Yang namanya ancaman terhadap kedaulatan bangsa, ancamannya, kan, enggak bisa menunggu sampai corona selesai dan (modernisasi alutsista) itu juga tidak bisa terputus. Jadi, artinya satu program dalam modernisasi alutsista harus tetap dilakukan, tetap dipenuhi karena suatu kesinambungan," tuturnya.
Di sisi lain, Rizal berpandangan, langkah Kemenhan menyusun rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista menjadi terobosan yang tidak pernah bisa dilakukan serta membuat adanya kepastian investasi pertahanan selama 25 tahun.
"Saya melihat bahwa ada dua alasan yang ingin dicapai oleh pemerintah (melalui rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista). Pertama, menjamin konsistensi pemenuhan alpalhankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) TNI. Kedua, meningkatkan kesiapan alpalhankam TNI secara siginifikan dalam waktu sesingkat-singkatnya," paparnya.
Soal percepatan pengadaan alutsista menjadi 2020-2024, baginya, kebijakan itu ideal. Dicontohkannya dengan perusahaan yang memiliki sebidang tanah dengan isi tambak, kebun, dan sawah, yang berinvestasi untuk membangun pagar dan membeli alat untuk menjaga lahannya sekaligus.
"Agar tidak diklaim orang, lalu perusahaan itu membayar investasinya dengan mencicil dari anggaran yang dia punya," katanya
Apalagi, investasi secara langsung pada 2021-2024 akan meningkatkan posisi tawar Indonesia agar mendapatkan alutsista dengan harga lebih terjangkau. (Pon)
Baca Juga
Connie Rahakundini Disarankan Buka Dugaan Mafia Alutsista Lewat Partainya di DPR
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Presiden Prabowo bakal Datangkan 200 Helikopter Tahun Depan, Persiapan Hadapi Bencana
RI-Yordania Join Bikin Drone Militer Canggih, Libatkan Pindad & Deep Element
Unit Pertama A400M Sampai dengan Selamat, Prabowo Malah Sudah Kode Nambah Armada 4 Kali Lipat
A400M Sang Raja Angkut Berat TNI AU Bikin Presiden Bangga dan Langsung Disiram Air Kembang, Siap Diterbangkan ke Gaza?
Aksi KSAD Jenderal Maruli di Atas Artileri Berat, Sukses Tembak Jatuh Drone Musuh
Indonesia Belum Tertarik Beli Rudal BrahMos India
Airbus A400M Bakal Bermarkas di Lanud Halim, 22 Personel TNI AU ke Spanyol Belajar Cara Pengoperasian
Airbus A400M Tiba 3 November, Armada Logistik Baru TNI AU dengan Spesifikasi Super Besar
Setara F-16 Fighting Falcon, Begini Spesifikasi Jet Chengdu J-10 yang Dibeli Pakai APBN Rp 148 T
Jet Tempur Chengdu J-10 China Segera Terbang di Jakarta, Menkeu Setuju Beli Pakai APBN Rp 148 T