Wagub Riza Bandingkan Banjir Saat Ini dengan Tahun-Tahun Sebelumnya
 Zulfikar Sy - Jumat, 19 Februari 2021
Zulfikar Sy - Jumat, 19 Februari 2021 
                Warga tidur di tempat yang aman dari banjir saat relawan dari Dompet Dhuafa mengevakuasi warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
MerahPutih.com - Intensitas hujan lebat yang mengguyur wilayah Jakarta sejak Kamis (18/2) kemarin hingga Jumat (19/2) menyebabkan 57 RT dari 30.470 RT di ibu kota terendam banjir.
Akibat banjir tersebut, sekitar sebanyak 182 kepala keluarga (KK) harus meninggalkan rumah untuk mengungsi ke posko yang sudah disediakan pemerintah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengklaim, bencana banjir tahun 2020-2021 terjadi penurunan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:
PSI DKI Kritik Penanganan Pengungsi Banjir Abaikan Protokol Kesehatan
"Tahun 2013 umpamanya titik pengungsi ada 1.115, tahun 2015 ada 337, di tahun 2018 tidak ada pengungsian, di banjir 2019 ada 13 titik pengungsian, 2020 ada 70 titik pengungsian, 2021 sedang kita rekap, sementara baru 1-2 titik pengungsian," jelas dia.
Kemudian juga, kata dia, pada tahun 2013 lalu banjir yang menyerang Jakarta menelan korban jiwa hingga ada 38 meninggal dunia.
"Sampai hari ini terus menurun, 2019 2 jiwa, 2018 1 jiwa, 2020 2 jiwa, mudah-mudahan tahun 2021 ini tidak ada korban meninggal karena banjir," ungkapnya.
 
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan personel dengan menggunakan pompa mobil untuk mempercepat penyedotan air di kawasan pemukiman dan jalan raya yang terdampak genangan.
Pemantauan dan pengoperasian pintu air juga terus dilakukan untuk memastikan tidak ada hambatan dalam mengalirkan air.
Baca Juga:
Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Terendam Banjir di Cipinang Melayu
Sabdo juga menerangkan terkait durasi penanganan genangan dan banjir di Jakarta. Pihaknya berupaya menuntaskan genangan dan banjir dalam kurun waktu 6 jam. Durasi 6 jam tersebut dihitung sejak hujan berhenti dan tidak ada lagi luapan kali atau saluran.
"Jika masih ada luapan dari kali atau saluran, maka tidak bisa juga untuk mengaliri air. Untuk saat ini, sejumlah wilayah masih terdampak genangan lantaran adanya luapan PHB dan kali. Seperti yang terjadi di Jakarta Timur," terangnya. (Asp)
Baca Juga:
Jakarta Kebanjiran, Pemprov DKI Dinilai Tak Bekerja Merawat Saluran Air
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tanggul Baswedan Jebol, 5 RT di Jaksel masih Kebanjiran Jumat (31/10) Pagi
 
                      Jakarta Selatan Masih 'Terendam', Cek 33 RT yang Belum Kering dari Serangan Banjir 1,6 Meter
 
                      Aksi Petugas Evakuasi Korban Banjir Setinggi 1 Meter di Kemang Jakarta Selatan
 
                      Banjir Surut, Perjalanan KA Banyubiru dan Joglosemarkerto kembali Normal
 
                      Malam Ini, 35 RT di Jakarta Tergenang Banjir
 
                      16 Jadwal Kereta Jawa Dibatalkan Akibat Banjir Semarang, KAI Minta Maaf
 
                      Dampak Banjir Semarang, 4 Perjalanan KA Dibatalkan
 
                      Genangan Air di Jalur Semarang Tawang-Alastua, Perjalanan KA Banyubiru Ekspres Dibatalkan
 
                      Daftar 20 RT di Jaktim dan Jaksel yang Berubah Jadi Kolam Dadakan Pagi Ini, Warga Diminta Waspada
 
                      Jalur Pantura yang Hubungkan Semarang dan Demak Masih Terendam Banjir Kamis Pagi, Ketinggian Air hingga 70 Cm
 
                      




