Wacana New Normal Jangan Jadi Kedok Pemerintah tak Mampu Tangani Corona

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 28 Mei 2020
Wacana New Normal Jangan Jadi Kedok Pemerintah tak Mampu Tangani Corona

Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta. Foto; pks.id

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemerintah menjelaskan situasi penanganan pandemi COVID-19 sebelum melaksanakan kenormalan baru (New Normal).

Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menilai wacana kenormalan baru yang digaungkan pemerintah ini membuat seolah-olah keadaan sudah membaik.

Baca Juga

Nekat ke Jakarta Tanpa SIKM, 7 Orang Dikarantina

Ia mendesak pemerintah terbuka dan jujur kepada rakyat. Memang saat ini sudah ada protokol untuk beradaptasi dengan kenormalan baru yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Mestinya pemerintah jelaskan secara jujur, benarkan situasi penanganan COVID-19 saat ini sudah semakin terkendali. Atau wacana “New Normal” ini hanya sebagai kedok untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah menangani COVID-19,” ujarnya dalam keterangannya kepada wartawam, Kamis (28/5).

Dia mengungkapkan lima masalah pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19. Pertama, tidak pernah ada grand desain yang jelas untuk penanganan pandemi COVID-19.

Sukamta
Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta

Kedua, koordinasi yang tidak jelas antara pemerintah pusat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan pemerintah daerah. Ketiga, jumlah tes polymerase chain reaction (PCR) yang belum mencapai target sebanyak 10.000 per hari. Hanya dua kali tes dan pemeriksaan PCR mencapai 10.000 dalam sehari.

"Keempat, ada kesenjangan sarana dan prasarana, serta jumlah tenaga medis di sejumlah daerah," jelas Sukamta.

Sukamta menerangkan rasio jumlah tempat tidur rumah sakit pada tahun 2018 itu 1 banding 1.000 pendudukan. Sementara di Korea Selatan, rasionya 11 banding 1.000 penduduk.

Presiden sempat mengutrakan untuk melibatkan puskemas untuk penanganan Covid-19. Kenyataannya, hanya 33 persen yang kondisinya memadai.

“Ini artinya sarpras kesehatan yang ada saat ini tidak memadai menghadapi lonjakan pasien positif. Belum lagi, soal ketersediaan alat pelindung diri yang banyak dikeluhkan rumah sakit hingga hari ini,” jelas Anggota Komisi 1 DPR ini.

Masalah kelima adalah pelaksanaan PSBB di berbagai daerah tidak optimal dan banyak terjadi pelanggaran. Hal tersebut menggambarkan tingkat kedisiplinan yang rendah dari masyarakat. Dengan situasi tersebutkan, apakah masyarakat akan siap dengan protokol kesehatan yang ketat pada masa kenormalan baru.

PKS ingin pemerintah menjelaskan mengenai penanganan-penanganan persoalan dasar yang terlibat tidak maksimal pada pelaksanaanya. Pejabat-pejabat pun sebaiknya tidak melontarkan penyataan yang meremehkan virus COVID-19.

Baca Juga

MUI Minta Pengelola Tempat Ibadah tak Terburu-buru Terapkan New Normal

Ia juga berharap agar pejabat mengurangi komentar yang bernada meremehkan oleh pmerintah, seperti ucapan Menko Polhukam yang menyebut kematian akibat kecelakaan dan diare lebih banyak dibandingkan virus Corona.

"Komentar-komentar seperti itu bisa mendorong masyarakat menjadi permisif dan akhirnya mengurangi kewaspadaan,” pungkasnya. (Knu)

#Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Demi Tanah Abang Bangkit, Fraksi PKS Desak Pemprov DKI Jadikan Prioritas di RPJMD
Usulan ini disampaikan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Demi Tanah Abang Bangkit, Fraksi PKS Desak Pemprov DKI Jadikan Prioritas di RPJMD
Indonesia
Abdul Kharis Almasyhari Jadi Ketua Fraksi PKS DPR
Hal itu diketahui saat Presiden PKS periode 2025-2030 Almuzammil Yusuf menghadiri rapat pleno fraksi PKS di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/6) kemarin.
Frengky Aruan - Kamis, 26 Juni 2025
Abdul Kharis Almasyhari Jadi Ketua Fraksi PKS DPR
Indonesia
Polemik Visa Haji Furoda 2025, PKS Minta Pemerintah Ambil Kuota Negara Lain
Tidak terbitnya visa haji furoda dinilai merugikan merugikan calon jemaah haji yang sudah membayar dan siap berangkat.
Frengky Aruan - Sabtu, 07 Juni 2025
Polemik Visa Haji Furoda 2025, PKS Minta Pemerintah Ambil Kuota Negara Lain
Indonesia
Presiden PKS Sapa Pendukung Anies, Berharap Turut Menangkan Pasangan RIDO
Pelaksana Harian (Plh) Presiden PKS Ahmad Heryawan (Aher) percaya Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) menang satu putaran
Frengky Aruan - Kamis, 14 November 2024
Presiden PKS Sapa Pendukung Anies, Berharap Turut Menangkan Pasangan RIDO
Indonesia
Soal Wacana Twin Cities, PKS Ingatkan Payung Hukum
Konsep twin cities adalah dua kota utama yang menjalankan fungsi-fungsi administrasi pemerintahan, di mana salah satunya menjadi ibu kota de jure dan lainnya de facto.
Frengky Aruan - Kamis, 17 Oktober 2024
Soal Wacana Twin Cities, PKS Ingatkan Payung Hukum
Indonesia
Setahun Genosida, Fraksi PKS DPR: Terus Dukung Palestina dan Boikot Israel
Menurut politikus partai Dakwah ini, penghancuran rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
Frengky Aruan - Senin, 07 Oktober 2024
Setahun Genosida, Fraksi PKS DPR: Terus Dukung Palestina dan Boikot Israel
Indonesia
Suswono Sebut PKS Tidak Pernah Mengkhianati Anies
Bakal calon wakil gubernur Jakarta, Suswono mengajak pendukung Anies untuk berdiskusi terkait gerakan coblos 3 pasangan calon.
Frengky Aruan - Jumat, 13 September 2024
Suswono Sebut PKS Tidak Pernah Mengkhianati Anies
Indonesia
PKS Ingin Pertemukan RK dengan Anies demi Suara 'Anak Abah'
Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Khoirudin juga ingin mempertemukan Ridwan Kamil (RK) dengan Sutiyoso hingga Ahok.
Frengky Aruan - Sabtu, 07 September 2024
PKS Ingin Pertemukan RK dengan Anies demi Suara 'Anak Abah'
Indonesia
Revisi UU Pilkada Batal, PKS: Sesuai Harapan Rakyat
PKS menyambut baik keputusan DPR RI dan pemerintah membatalkan Revisi Undang-Undang Pilkada dan menerima putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Frengky Aruan - Jumat, 23 Agustus 2024
Revisi UU Pilkada Batal, PKS: Sesuai Harapan Rakyat
Indonesia
PAN dan PSI Usung Gus Bhre-Astrid Pilkada Solo, PKS dan Golkar Pilih 'Wait and See'
Partai Golkar dan PKS sejauh ini belum memutuskan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo di Pilkada Solo 2024.
Frengky Aruan - Senin, 19 Agustus 2024
PAN dan PSI Usung Gus Bhre-Astrid Pilkada Solo, PKS dan Golkar Pilih 'Wait and See'
Bagikan